Rabu, 11 April 2012

Hakekat Strategi Pembelajaran


Materi 1
Hakekat Strategi Pembelajaran


Sub Materi
a.    Pengertian Strategi Pembelajaran
b.    Hubungan Strategi , Model  dan Metode Pembelajaran
c.    Ragam Strategi Pembelajaran

Pertemuan ke 1-4
Tujuan khusus pembelajaran    :
Setelah menyelesaikan pertemuan ini, mahasiswa mampu
1.    Menjelaskan pengertian strategi pembelajaran
2.    Membedakan antara strategi, model dan metode pembelajaran
3.    Menganalisis macam-macam strategi pembelajaran

A.   Ringkasan Materi


1.    Strategi Pembelajaran
T Raka Joni (1983) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Gerlach dan Elly (1989) menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Definisi yang lain menyebutkan bahwa strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah dan Zain, 2002). Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Strategi pembelajaran sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sera tujuan khusus pembelajaran yang diinginkan.

2.    Strategi, Model Dan Metode Pembelajaran
Konsep strategi pembelajaran lebih luas daripada metode atau teknik pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri atas metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa siswa akan benar-banar mencapai tujuan. Teknik dapat disamakan dengan metode adalah jalan atau alat yang digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan siswa kearah tujuan. Ada pula yang berpendapat metode berbeda dengan teknik. Metode bersifat prosedural sedang teknik lebuih bersifat implementatif. Misal dua orang guru sama-sama menggunakan metode ceramah. Namun bisa jadi hasilnya berbeda sebab mempunyai teknik yang berbda dalam penggunaan metode ceramah tersebut.

3.    Macam-macam strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran pada dasarnya bertolak dari keaktifan guru atau siswa. Di satu sisi ada strategi yang menekankan keaktifan guru (guru aktif) dan disisi lain sisi ada strategi yang menekankan keaktifan  siswa (siswa aktif) Jadi ada dua kutub yang berlawanan yaitu strategi guru aktif (pembelajaran ekspositori) dan strategi siswa aktif (pembelajaran discovery).
Pembelajaran dengan pendekatan ekspositori merupakan suatu pembelajaran yang menekankan pada interaksi guru dengan siswa. Dalam pendekatan ini terjadi komunikasi satu arah, yaitu dari guru ke siswa sehingga guru jauh lebih aktif dari pada siswa. Guru banyak berbicara untuk menginformasikan bahan ajar kepada siswa, sementara siswa sebagai objek. Pembelajaran discovery menunjukkan pembelajaran siswa aktif. Pembelajaran ini ditandai dengan komunikasi multi arah. Siswa adalah subyek belajar.
Hubungan antara strategi ekspository dan strategi discovery pada dasarnya terletak pada garis kontinum. Pada garis kedua strategi pembelajaran tersebut terdapat beragam metode. Digambarkan sebagai berikut; (Suwarma, 2007) :

 












Dalam strategi pembelajaran siswa aktif dikemukakan banyak sekali strategi atau model yang bisa diterapkan. Dalam model pembelajaran yang berbasis pada kompetensi siswa antara lain; diketengahkan
  1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
  2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
  3. Model Pembelajarn Tuntas (Mastery Learning)
  4. Model Pembelajaran Berdasarkan  Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berdasarkan Proyek (Project based learning)
  5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer (CBI/CAI)
  6. Model Pembelajaran Tematik (Thematic Learning)

Pendapat lain E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing); (3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction). Sementara itu, Gulo (2005) memandang pentingnya strategi pembelajaran inkuiri (inquiry).
Ragam lain tentang strategi pembelajaran di contohkan oleh Wina Sanjaya (2008). Ragam tersebut meliputi Strategi pembelajaran berbasis masalah; Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir; Strategi pembelajaran kooperatif; Strategi pembelajaran kontekstual; dan Strategi pembelajaran afektif
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa disingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsepsi yang membantu guru/dosen mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan.
Secara garis besar, langkah pembelajaran kontekstual sebagai berikut.
1.    Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya (KONSTRUKTIVISME)
2.    Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik (INQUIRY)
3.    kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya (BERTANYA)
4.    Ciptakan masyarakat belajar (MASYARAKAT BELAJAR)
5.    Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran (PEMODELAN)
6.    Lakukan refleksi di akhir pertemuan ( REFLEKSI)
7.     Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (PENILAIAN AUTENTIK)

Pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran. Siswa lebih banyak belajar melalui proses pembentukan (constructing) dan penciptaan, kerja dengan tim, dan berbagi pengetahuan sesama siswa. Walaupun begitu, tanggung jawab individual tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran tuntas merupakan sistem pembelajaran yang mengharapkan setiap siswa  mampu menguasai kompetensi-kompetensi dasar (basic learning objectives) secara tuntas. Berpegang pada prinsip: jika setiap siswa diberikan waktu cukup sesuai dengan kecepatan belajarnya, dan ybs. menggunakan waktu dengan baik, maka besar kemungkinan siswa akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi yang ditentukan. Sebaliknya, jika siswa tidak diberi cukup waktu atau ybs tidak menggunakan waktu yang disediakan, maka tingkat penguasaan kompetensi juga tidak akan optimal.
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), adalah  pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai  materi pembelajaran bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar  berfikir kritis dan terampil memecahkan berbagai  masalah untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang esensial. Pembelajaran berbasis masalah disepadankan dengan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Pembelajaran berbasis masalah menekankan pada kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data, sedangkan pada pembelajaran berbasis proyek menekankan pada kegiatan  perumusan pekerjaan (job), merancang, melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil kerja. Kedua model pembelajaran tersebut menekankan pada lingkungan siswa aktif, kerja tim, dan teknik evaluasi otentik/bermakna
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. E.Mulyasa (2003) menyebutkan indikator pembelajaran partisipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
Pembelajaran Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa komponen, diantaranya : (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja; (3) kunci lembar kerja; (4) lembar soal; (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban.
Pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri
Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan . Dengan demikian pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah, suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-tema yang senada/over laping, kemudian dikemas menjadi tema yang akan dibahas dalam suatu pembelajaran. Ada banyak macam pembelajaran terpadu, namun ada tiga yang dominan yaitu terpadu model keterhubungan (connected), terpada model jaring laba- laba (webbed) dan terpadu model terintegrasi (intergratedi).
Dalam pembelajaran tema atau terpadu, siswa diajak membahas satu tema yang  dikembangkan dari/ ke berbagai macam bidang studi. Siswa lebih sering diajak turun langsung ke lapangan. Tidak dituntut memiliki referensi khusus tetapi bebas memilih referensi yang  cocok untuk tema yang bersangkutan .
Selain  ragam dan macam strategi pembelajaran di atas terdapat lagi pembedaan strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Pendekatan deduktif dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan. Pada abad pertengahan, sistem induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai begitu saja tanpa berpikir rasional.
Pendekatan deduktif dapat disederhanakan pembelajaran dari hal-hal umum menuju hal hal khusus. Langkah-langkah dalam model pembelajaran dengan pendekatan induktif dijelaskan sebagai berikut.
a.    Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif.
b.    Kedua, guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh.
c.     Ketiga, guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan.
d.    Keempat, guru menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah terdahulu.
e.    Kelima, menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut.

Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan penalaran dari umum ke khusus. Hal ini berbeda dengan pendekatan induktif yang dari khusus ke umum.  Langkah-langkah dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut.
a.    Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.
b.    Kedua, guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-contohnya.
c.     Ketiga, guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok
d.    Keempat, guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.

B.   Kegiatan Pembelajaran


  1. Mahasiswa melakukan telaah tentang materi tersebut dari buku atau sumber lain
  2. Mahasiswa bertanya dan berdiskusi baik dengan dosen dan mahasiswa lain bila menemui kesulitan terhadap materi
  3. Mahasiswa berlatih merangkum dan mepresentasikan jenis-jenis strategi pembelajaran di muka kelas

C.   Referensi


Mulyasa. 2003. Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : Remaja Rosda Karya
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Penerbit Kencana
Ruminiati. 2006. Pembelajaran PKn SD. Jakarta : Proyek PJJ S1 PGSD Dikti Depdiknas
Suwarma Al Muchtar, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta : UT









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"

Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan

Assalamu'alaikum Wr.Wb Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan Nama yang Anda cari yaitu  Alif Al Faeyza Sufyan  memiliki banyak arti dari ...