Kamis, 23 Februari 2012

Khusyu’ Dan Khudu’ Dalam Shalat

A.    Khusyu’ Dan Khudu’ Dalam Shalat

Banyak orang melaksanakan shalat, dan sebagian mereka melakukannya dengan berjamaah. Akan tetapi betapa buruknya shalat mereka, sehingga jangankan menghasilkan pahala, bahkan dalam keadaan shalat mereka seperti kain buruk yang dilemparkan kewajah mereka.
Memang balasan terhadap mereka tidaklah sekeras yang dberikan kepada orang-orang yang meninggalkan shalat. Orang yang meninggalkan shalat sudah jelas akan menerima adzab yang lebih berat. Sedangkan bagi orang yang shalatnya buruk, maka shalatnya tidak akan diterima dan akan dilemparkan kemukanya, dan ia tidak dapat pahala dari shalatnya. Jadi kedurhakaannya tidaklah sampai pada kedurhakaan meninggalkan shalat.
Oleh karena itu, orang yang telah mengorbankan waktunya, meninggalkan pekerjaannya, dan mengalami berbagai kesulitan untuk mengerjakan shalat, hendaknya berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki kualitas shalatnya, sehingga tidak mengalami kesalahan dalam mengerjakannya.
Allah  Swt berfirman,

`s9 tA$uZtƒ ©!$# $ygãBqçté: Ÿwur $ydät!$tBÏŠ `Å3»s9ur ã&è!$uZtƒ 3uqø)­G9$# öNä3ZÏB 4 y7Ï9ºxx. $ydt¤y ö/ä3s9 (#rçŽÉi9s3çGÏ9 ©!$# 4n?tã $tB ö/ä31yyd 3 ÎŽÅe³o0ur šúüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÌÐÈ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.s al-Hajj [22] :37)
Semakin tinggi keikhlasan seseorang, semakin tinggi pula penerimaan Allah Swt.. Mu’adz r.a. menceritakan, “ketika Rasulullah saw. Mengutusku ke Yaman, aku meminta nasihat terakhir dari beliau. Lalu beliau bersabda, ‘Jagalah keikhlasan dalam amalmu. Dengan keikhlasan, amal sedikit dapat menghasilkan pahala yang banyak.”
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan dirinya dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. Dan orang-orang yang membayar zakat. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali kepada istri-istri atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka mereka tidak tercela. Barang siapa yang melepaskan  (nafsunya) kepada selain itu, maka mereka itulah yang melampaui batas. Dan orang-rang memmelihara amanat-amanat dan menepati janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Itulah orang-orang yang mewarisi, (yaitu) orang mewarisi surga Firdauz. Mereka kekal didalamnya.” (Qs. Al Mukminun [23]: 1-11
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa apabila keluarga Nabi saw. Ditimpa kesulitan, maka beliau menyuruh mereka mengerjakan shalat sambil membacakan

öãBù&ur y7n=÷dr& Ío4qn=¢Á9$$Î/ ÷ŽÉ9sÜô¹$#ur $pköŽn=tæ ( Ÿw y7è=t«ó¡nS $]%øÍ ( ß`øtªU y7è%ãötR 3 èpt6É)»yèø9$#ur 3uqø)­G=Ï9 ÇÊÌËÈ

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Qs. Thaha [20]: 132).
Demikian pula seluruh Nabiyullah, jika mengalami kesulitan, mereka akan menyibukan diri dengan shalat. Bahkan apabila ada orang yang mengajak kita mempedulikan shalat, kita akan mencela dan mendebatnya. Sungguh yang demikian itu akan menghancurkan diri kita sendiri, Bahkan mereka yang melaksanakan shalatpun banyak melaksanakannya sambil bergurau atau tidak menyempurnakan ruku-rukunya, apalagi melakukannya secara khusyu’ dan khudu’.
Rasulullah saw. adalah seorang teladan, dan beliau telah memperlihatkan amalnya kepada kita. Begitu juga lembaran-lembaran prestasi para sahabat pun telah ada dihadapan kita. 

kitab sedekah

KITAB SEDEKAH
نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّ عَلَ رَسُوْلَِهِ الْكَِريْمِ حَاِمدًوَمُصَلِّياًوَمُسَلِّمًا
Setelah membaca risalah ini, seketika itu kita disadarkan, betapa betapa zhalimnya kita terhadap diri kita sendiri, begitu begitu jauh pandangan hidup manusia hari ini dari yang dikehendaki Allah Swt. Tntang perlakuan manusia  tehadap harta. Betapa banyak peluang emas untuk mencapai kebahagiaan akhirat yang kekal yang kita abaikan, karna manusia memilikia pandangan yang salah terhadap harta. Betapa banyak fitnah yang telah menajalari tubuh msnusia disebabkan oleh harta. Betapa banyak manusia yang sakit qalbunya karna salah dalam pandangan harta.
Banyak manusia keliru menganggap harta sebagai sumber kebahagiaan dan kepuasan. Padahal sebaliknya, harta juga dapat menyebabkan kecelakaan dan kebinasaan bagi manusia, banyak penyakit-penyakit qalbu yang disebabkan oleh harta. Oleh karena itu didalam hadist dinyatakan bahwa apabila  Allah menyayangi seorang muslim, maka ia akan diberi kepahaman agama dan rezeki sebatas keperluannya saja.
Harta bukanlah bukanlah sesuatu yang harus disimpan untuk keperluan sendiri, tetapi untuk di infakkan dijalan Allah. Beberapa ulama menyimpulkan bahwa harta yang disimpan adalah sebatas untuk keperluan hidup selama satu bulan kedepan dan slamjutnya harus diinfakkan dijalan Allah, pada harta terdapayt dua sisi, yaitu kebaikan dan keburukan. Harta dapat menjelma menjadi racun, sekaligus menjadi penawar. Tergantung bagaimana sikap manusia memerlukan harta. “oleh karena itu waspadalah, dan penting bagi manusia untuk menyelamatkan diri dari fitnah dan racun ini.
Dengan membaca risalah ini banyak hal-hal yang akan menyadarkan kita tentang hakikat harta bagi manusi.
A.    Sedekah Tersembunyi Dan  Terang-Terangan
Sedekah sunat lebih baik ditunaikan secara tersembunyi kecuali jika dipandang ada manfaatnya dari segi agama apabila dilakukan secara terang-terangan. Tetapi tetap waspada atas tipu daya setan dan hawa nafsu, sebab keduanya dapat menghancurkan pahala sedekah dengan memberikan kepahaman seolah-olah dalam sedekah terang-terangan itu terdapat kemaslahatan. Kendaknya kita memikirkan secara seksama, apakah da faedahnya untuk agama atau tidak. Setelah menunaikan sedekah janganlah, dibicarakan lagi karena hal itu sama saja dengan sedekah secara terang terangan. Dalam sebuah hadist diterangkan, apabila seorang melakukan amalan secara tersembunyi maka akan tercatat sebagai amalan yang tersembunyi, kemudian apabila ia mambicarakannya, maka akan dicatat menjadi amalan yang terang terangan. Apabaila ia terus membicarakannya, maka akan di ubah catatanya menjadi catatan riya. Ihya ulumiddin.
Rasulullah Saw. Pernah bersabda bahwa Allah Swt. Akan member perlindungan kepada tujuh jenis manusia dibawah naungannya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan Allah swt. (Pada waktu hari kiamat):
1.     Pemerintah hakim yang adil;
2.     Pemuda yang sejak usia muda selalu beribadat kepada Allah Swt.;
3.     Orang yang hatinya terikat kapada mastjid;
4.     Dua orang yang saling mencintai karna Allah tanpa tujuan lain, yang bertemu dan berpisah semata-mata karena Allah;
5.     Lelaki yang digoda oleh waanita cantik  dan bangsawan yang sangat menarik hati, tetapi lelaki itu ber kata, saya takut kepada Allah .” (demikian pula dengan perempuan yang digoda lelaki);
6.     Orang yang bersedekah secara tersembunyi-sembunyi  sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya;
7.     Orang yang mengingat Allah yang bersunyi diri hingga mengalir ir matanya.

Rasululah Saw. Bersabda bahwa Allah swt. Mengasihi tiga jenis manusia dan membenci tiga jenis manusia.
Tiga jenis yang disayangi allah adalah sebagai berikut:
1.     Orang yang menyrtai suatu majelis, tiba-tiba maelis itu diminta oleh peminta sedekah yang bukan kerabat dari ahli majelis itu. Kemudian seorang dari majelis itu keluar bersama-sama sipeminta sedekah tadi dan diam-diam memberikan sedekah kepada peminta sedekah itu.
2.     Orang yang dari suatu kafilah yang berjalan sepanjang malam, ketika setelah sampai ditujuan, perasaan letih dan lesu menyerang dirinya, ia ingin sekali beristirahat dan tidur tetapi dia menahan ngantuknya dan terus berdiri menghadap Allah untuk mengerjakan shalat sambil merendahkan dirinya.
3.     Seorang tentara mujahid yang berperang melawan orang-orang kafir.
Tiga jenis yang dibenci allah swt adalah:
1.     Orang yang berzina padahal usinya sudah tua;
2.     Orang yang sombong walaupun ia seorang yang miskin;
3.     Dan orang kaya yang terus hidup dan menzhalimi orang lain.
Seseorang bisa selamat dari racun harta dengan menjaga lima perkara;
a.     Memikirkan harta itu, dengan tujuan apa harta itu dicari, kemudian dia bertumpu kepada tujuan itu saja.
b.     Menjaga dengan hati-hati cara mendapatkan harta itu. Senantiasa menjaganya agar tidak tercampur dengan cara-cara yang bertentangan dengan syariah. Misalnya, dalam  hadiah ada kemungkinan bercampur dengan suap. Atau meminta-minta mendatangkan kehinaan
c.     Tidak menyimpannya lebih daripada keperluan, tapi menyimpannya hanya sekedar keperluannya saj, dan selebihnya dibelanjakan dijalan Allah.
d.   Menjaga keikhlasan ketika niat mencari harta membelanjakannya dan menyimpannya sekedar keperluannya sendiri semata-mata untuk mendapatkan keridhoan Allah. Apa yang disimpan dan digunakan juga semata-mata untuk memperoleh kekuatan dalam mentaati perintah Allah swt. Apa yang lebih dari keperluan itu harus dibelanjakan dengan kepahaman bahwa harta ini tidak berguna. Membelanjakan yang lebih daripada keperluan
itu dengan rasa hina. Bukan dengan perasaan bangga dan mulia.

FADHILAH SHALAT


FADHILAH AMAL
بِِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
A.    Keutamaan Shalat
1.     Keuntungan shalat
Hadist
Dari ibnu Umar r.huma berkata bahwa Rasulullah saw,  bersabda . ’islam, dibangun atas lima perkara ; Bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan (yang berhak diembah) selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utsan Allah;  mendirikan shalat ; membayar zakat; menunaikan haji; dan shaum pada bulan ramadhan.”
Lima perkara di atas adalah asas iman terbesar dan rukun terpenting dalam Islam. Rasulullah saw.  Mengibaratkan agama islam seperti sebuah kemah yang disangga oleh lima buah tiang.  Tiang tengahnya adalah kalimah syahadat, sedangkan empat tiang lainnya adalah tiang-tiang pendukung pada ke empat sudut kemah itu. Tanpa tiang kemah kemah itu tidak akan berdiri tegak. Sedangkan jika salah satu dari ke empat sudutnya tidak ada, kemah masih tetap berdiri, namun sudut yang tidak bertiang itu akan menjadi miring, bahkan mungkin akan roboh.
Kelima perkara di atas sangatlah penting, sehingga ditetapkan sebagai asas-asas”. atau rukun islam.  Sungguhpun tidak stiap muslim mampu melaksanakan kelima rukun Islam tersebut, namun shalat merupakan kewajiban yang harus dijaga, karena shalat adalah perkara yang terpenting setelah iman. Abdullah bin Mas’ud r.a berkata. “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw.  ‘Amal apakah yang paling dicintai Allah? ’Beliau menjawab,  Shalat. “Aku bertanya lagi, “Kemudian apa? Belau menjawab ? Berbakti kepada kedua orang tua. “Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi? ”Belau menjawab, “Jihad.”
Didalam berbagai kitab hadist banyak sekali hadist yang menegaskan pentingnya shalat serta keutamaan-keutamaan shalatnya, sehingga sulit dan terlalu banyak jika ditulis keseluruhannya. Namun sebagai berkahnya, dibawah ini saya sebutkan terjemahan dari beberapa hadist  Rasulullah saw :
1.     Perintah Allah Swt. Atas umatku adalah shalat. Dan pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat.
2.     Takutlah kepada Allah dalam hal shalat! Takutlah kepada Alah dalam hal shala! Takutlah kepada Allah dalam hal Shalat!
3.     Pemisah antara seseorang dengan syirik adalah shalat.
4.     Shalat adalah tanda ke-Islaman seseorang. Barangsiapa melakukan shalatnya dengan khusyu, mengerjakannya dengan tepawaktunya, serta memperhatikan rukun dan sunah-sunahnya, maka pastilah ia sorang mukmin.
5.     Shalat adalah tiang agama.
6.     Shalat menghitamkan wajah syeitan.
7.     Shalat adalah jihad yang paling utama.
8.     Selama seseorang menjaga shalatnya, maka perhatian Allah Swt. Selalu tercurah padanya. Tetapi jika ia melalaikan shalatnya. Maka perhatian allah Swt terleps darinya.
9.     Allah mengharamkan neraka bagi anggota-anggota sujud.
10. Allah Swt. Berfirman, “wahai anak adam, janganlah kalian malas melakukan empat rakaat shalat pada permulaan hari, karena aku akan memenuhi keperluanmu pada hari itu.”                          
B.    Ancaman Dan Celaan Bagi Orang Yang Meningglkan Shalat
Al-hadist
Dari Ibnu Abas r.a berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, ‘Barang siapa menyatukan dua shalat tanpa udzur, sungguh ia telah memasuki satu pintu dari pintu-pintu dosa bersar.” (Hr. Hakim_at-targhib)
Ali r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.  Bersabda. “Janganlah melambat-lambatkan tiga perkara, yitu: (1) shalat jika telah tiba wakunya: (2) jenajah jika telah siap dikuburkan : (3) seorang gadis jika telah ditemukan jodohnya (secepatnnya dinikahkan). “
Banyak seorang yang mengaku sebagai orang yang ta’at beragama dan berdisiplin dalam menjaga shalat, namun terkadang mereka mengqadha shalatnya dirumaah masing-masing dengan alasan perjalanan, sibuk berdagang atau bekerja. Padahal mereka banyak sekali waktu luang. apabila mereka melambat-lambatkan shalat tanpa udzur,  berarti mereka telah terjerumus kepada dosa besar, walaupun hanya mereka melakukannya tidak pada waktunya. Mengapa dosanya tidak seberat meninggalkan shalat, tetapi shalat tidak tepat waktupun dapat menyeret mereka pada dosa besar.
firman ALLAH:
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang dikehendaki”
Menurut ayat ini dan ayat-ayat serta hadist-hadist lainnya, apabila Allah swt. Berkenan Memaafkan, maka itu adalah suatu keberuntungan yang besar. Dalam beberapa hadist disebutkan bahwa pada hari hisab Allah swt akan mengadakan tiga sidang pengadilan yaitu :
1.     Pengadilan antara kufur dan islam, yang tidak dapat pengampunan didalamnya.
2.     Pengadilan mengenai hak-hak sesama manusia. Seseorang yang tidak ditunaikan oleh orang lain ketika didunia, maka dipengadilan ini dapat menuntut haknya kepada orang itu sebagai pertanggung jawaban atau ia akan memaafkan orang itu.
3.     Pengadilan mengenai hak-hak Allah. Dipengadilan ini pintu ampunan allah terbuka luas. Atas dasar ini, hendaknya kia memahami bahwa stiap perbuatan kita pasti ada balasannya. Namun meskipun demikian, kemurahan kasih saying AllaH SWT. tetaplah terbentang.
      Sufyan ats Tsauri rah.a Pernah berdiam dirumahnya tujuh hari tanpa makan, minum, dan tidur sedikitpun. Seseorang mengadukan Tentang dirinya kepada gurunya. Lalu gurunya bertanya, “Apakah ia menjaga waktu shalat?” Ia menjawab, Ya, Ia menjaga waktu shalat. “Gurunya menyahut, “Segala puji bagi Allah yang telah menghalangi syeitan untuk memperdayakannya.” (Bahjatun Nufus).
C.    Shalat Berjamaah
1.     Keutamaan shalat berjamaah
Al-hadist
Dari Ibnu Umar r.huma, sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda, “Shalat berjamaah 27 derajat lebih utama dari pada shalat sendirian.” (Hr. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi,dan Nasa’i-at Thagrib.
Jika seseorang mengerjakan shalat dengan niat untuk memperoleh pahala, mengapa ia tidak mengerjakannya dengan berjamaah di masjid? Dengan sedikit tambahan usaha; ia akan mendapatkan pahala jauh lebih besar. Siapakah yang rela melepaskan uang sebesar Rp 27.000,- dan lebih suka mengambil uang sebesar Rp 1.000,-  saja, hanya karna harus bersusah payah sedikit. Hanya saja, dalam masalah agama, keuntungan sebesar ini terkadang tidak begitu diperhatikan. Hal ini tidak lain, dikarnakan kita tidak bersungguh-sungguh dalam memperhatikan agama. Sesuatu yang sesungguhnya bermanfaat tetapi tidak bermanfaat. Dalam hal keduniaan, perbedaan seribu rupiah saja akan kita cari sepanjang hari. Sedangkan untuk perdagangan akhirat yang keuntungannya 27 kali lipat, kita anggap sebagai musibah. Pergi kemastjid untuk shalay berjamaah dan meninggalkan toko dianggap sebagai kerugian. Dan menutup toko  ketika itu membuat hati kita tidak enak. Akan tetapi bagi orang-orang yang dalam hatinya tertanam kebesaran Allah, mereka akan merasa tenang dengan janji-janji-Nya. Dengan mengingat segala janji dan pahala dari Allah, mereka tidak memperdulikan rintangan apapun demi memperoleh janj tersebut.
D.    Ancaman Meninggalkan Shalat Berjamaah
Sebagaimana Allah telah menjanjikan sebagai nikmat kepada orang-orang yang menunaikan perintah-perintahnya, maka Allah juga mengancam dengan kemurkaan-Nya kepada mereka yang mengabaikan perintah-perintahhnya.
Sesungguhnya janji pahala yang tak terkira atas ketaantan perintah Allah adalah benar-benar karunia yang besar dari-Nya.
Mestinya tidak ada perlu peringatan dan teguran secara khusus terlebih dahulu, tetapi karna kasih sayang Allah dan Rasulnya, telah mengingatkan kerugian yang akan menimpa kita jika mengingkari perintahnya. Seandainya kita masih belum juga memahaminya, maka kita sendirilah yang rugi.
Al-hadist
 Dari Mu’adz bin Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Kebatilan, kekufuran, dan kemunafikan terbesar adalah orang yang mendengar seruan muadzin untuk shalat, tetapi ia tidak memenuhinya.” (Hr. Ahmad dan Thabrani-at Targhib)
E.    Khusyu’ Dan Khudu’ Dalam Shalat
Banyak orang melaksanakan shalat, dan sebagian mereka melakukannya dengan berjamaah. Akan tetapi betapa buruknya shalat mereka, sehingga jangankan menghasilkan pahala, bahkan dalam keadaan shalat mereka seperti kain buruk yang dilemparkan kewajah mereka.
Memang balasan terhadap mereka tidaklah sekeras yang dberikan kepada orang-orang yang meninggalkan shalat. Orang yang meninggalkan shalat sudah jelas akan menerima adzab yang lebih berat. Sedangkan bagi orang yang shalatnya buruk, maka shalatnya tidak akan diterima dan akan dilemparkan kemukanya, dan ia tidak dapat pahala dari shalatnya. Jadi kedurhakaannya tidaklah sampai pada kedurhakaan meninggalkan shalat.
Oleh karena itu, orang yang telah mengorbankan waktunya, meninggalkan pekerjaannya, dan mengalami berbagai kesulitan untuk mengerjakan shalat, hendaknya berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki kualitas shalatnya, sehingga tidak mengalami kesalahan dalam mengerjakannya.
Allah  Swt berfirman,
`s9 tA$uZtƒ ©!$# $ygãBqçté: Ÿwur $ydät!$tBÏŠ `Å3»s9ur ã&è!$uZtƒ 3uqø)­G9$# öNä3ZÏB 4 y7Ï9ºxx. $ydt¤y ö/ä3s9 (#rçŽÉi9s3çGÏ9 ©!$# 4n?tã $tB ö/ä31yyd 3 ÎŽÅe³o0ur šúüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÌÐÈ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.s al-Hajj [22] :37)
Semakin tinggi keikhlasan seseorang, semakin tinggi pula penerimaan Allah Swt.. Mu’adz r.a. menceritakan, “ketika Rasulullah saw. Mengutusku ke Yaman, aku meminta nasihat terakhir dari beliau. Lalu beliau bersabda, ‘Jagalah keikhlasan dalam amalmu. Dengan keikhlasan, amal sedikit dapat menghasilkan pahala yang banyak.”
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan dirinya dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. Dan orang-orang yang membayar zakat. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali kepada istri-istri atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka mereka tidak tercela. Barang siapa yang melepaskan  (nafsunya) kepada selain itu, maka mereka itulah yang melampaui batas. Dan orang-rang memmelihara amanat-amanat dan menepati janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Itulah orang-orang yang mewarisi, (yaitu) orang mewarisi surga Firdauz. Mereka kekal didalamnya.” (Qs. Al Mukminun [23]: 1-11
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa apabila keluarga Nabi saw. Ditimpa kesulitan, maka beliau menyuruh mereka mengerjakan shalat sambil membacakan
öãBù&ur y7n=÷dr& Ío4qn=¢Á9$$Î/ ÷ŽÉ9sÜô¹$#ur $pköŽn=tæ ( Ÿw y7è=t«ó¡nS $]%øÍ ( ß`øtªU y7è%ãötR 3 èpt6É)»yèø9$#ur 3uqø)­G=Ï9 ÇÊÌËÈ
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Qs. Thaha [20]: 132).
Demikian pula seluruh Nabiyullah, jika mengalami kesulitan, mereka akan menyibukan diri dengan shalat. Bahkan apabila ada orang yang mengajak kita mempedulikan shalat, kita akan mencela dan mendebatnya. Sungguh yang demikian itu akan menghancurkan diri kita sendiri, Bahkan mereka yang melaksanakan shalatpun banyak melaksanakannya sambil bergurau atau tidak menyempurnakan ruku-rukunya, apalagi melakukannya secara khusyu’ dan khudu’.
Rasulullah saw. adalah seorang teladan, dan beliau telah memperlihatkan amalnya kepada kita. Begitu juga lembaran-lembaran prestasi para sahabat pun telah ada dihadapan kita. 


Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan

Assalamu'alaikum Wr.Wb Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan Nama yang Anda cari yaitu  Alif Al Faeyza Sufyan  memiliki banyak arti dari ...