Materi 1
Hakekat Strategi Pembelajaran
Sub Materi
a.
Pengertian Strategi Pembelajaran
b.
Hubungan Strategi , Model dan Metode Pembelajaran
c.
Ragam Strategi Pembelajaran
Pertemuan ke 1-4
Tujuan
khusus pembelajaran :
Setelah menyelesaikan pertemuan ini, mahasiswa
mampu
1.
Menjelaskan pengertian strategi
pembelajaran
2.
Membedakan antara strategi, model dan
metode pembelajaran
3.
Menganalisis macam-macam strategi
pembelajaran
A.
Ringkasan Materi
1.
Strategi Pembelajaran
T Raka Joni (1983)
berpendapat bahwa yang dimaksud strategi pembelajaran adalah suatu prosedur
yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Gerlach dan Elly (1989)
menyatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang terpilih untuk menyampaikan
tujuan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Definisi yang lain
menyebutkan bahwa strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah dan Zain, 2002).
Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur
yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Strategi pembelajaran
sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru secara
kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan
sera tujuan khusus pembelajaran yang diinginkan.
2.
Strategi, Model Dan Metode
Pembelajaran
Konsep
strategi pembelajaran lebih luas daripada metode atau teknik pembelajaran. Strategi
pembelajaran terdiri atas metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin bahwa
siswa akan benar-banar mencapai tujuan. Teknik dapat disamakan dengan metode
adalah jalan atau alat yang digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan siswa
kearah tujuan. Ada pula yang berpendapat metode berbeda dengan teknik. Metode
bersifat prosedural sedang teknik lebuih bersifat implementatif. Misal dua
orang guru sama-sama menggunakan metode ceramah. Namun bisa jadi hasilnya
berbeda sebab mempunyai teknik yang berbda dalam penggunaan metode ceramah
tersebut.
3.
Macam-macam strategi pembelajaran
Strategi
pembelajaran pada dasarnya bertolak dari keaktifan guru atau siswa. Di satu
sisi ada strategi yang menekankan keaktifan guru (guru aktif) dan disisi lain
sisi ada strategi yang menekankan keaktifan
siswa (siswa aktif) Jadi ada dua kutub yang berlawanan yaitu strategi
guru aktif (pembelajaran ekspositori)
dan strategi siswa aktif (pembelajaran
discovery).
Pembelajaran dengan
pendekatan ekspositori merupakan suatu pembelajaran yang menekankan pada
interaksi guru dengan siswa. Dalam pendekatan ini terjadi komunikasi satu arah, yaitu dari guru
ke siswa sehingga guru jauh lebih aktif dari pada siswa. Guru banyak berbicara
untuk menginformasikan bahan ajar kepada siswa, sementara siswa sebagai objek. Pembelajaran discovery
menunjukkan pembelajaran siswa aktif. Pembelajaran ini ditandai dengan
komunikasi multi arah. Siswa adalah subyek belajar.
Hubungan
antara strategi ekspository dan strategi discovery pada dasarnya terletak pada
garis kontinum. Pada garis kedua strategi pembelajaran tersebut terdapat
beragam metode. Digambarkan sebagai berikut; (Suwarma, 2007) :
Dalam
strategi pembelajaran siswa aktif dikemukakan banyak sekali strategi atau model
yang bisa diterapkan. Dalam model pembelajaran yang berbasis pada kompetensi
siswa antara lain; diketengahkan
- Model
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
- Model
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
- Model
Pembelajarn Tuntas (Mastery Learning)
- Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based Learning) dan Pembelajaran Berdasarkan Proyek (Project based
learning)
- Model
Pembelajaran Berbasis Komputer (CBI/CAI)
- Model
Pembelajaran Tematik (Thematic Learning)
Pendapat
lain E. Mulyasa (2003) mengetengahkan lima model pembelajaran yang dianggap
sesuai dengan tuntutan Kurikukum Berbasis Kompetensi; yaitu : (1) Pembelajaran
Kontekstual (Contextual
Teaching Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing); (3) Pembelajaran Partisipatif
(Participative Teaching and
Learning); (4) Belajar Tuntas (Mastery
Learning); dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction).
Sementara itu, Gulo (2005) memandang pentingnya strategi pembelajaran inkuiri (inquiry).
Ragam
lain tentang strategi pembelajaran di contohkan oleh Wina Sanjaya (2008). Ragam
tersebut meliputi Strategi pembelajaran
berbasis masalah; Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir;
Strategi pembelajaran kooperatif; Strategi pembelajaran kontekstual; dan Strategi pembelajaran afektif
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
atau biasa disingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga
peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan
konsepsi yang membantu guru/dosen mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan.
Secara
garis besar, langkah pembelajaran kontekstual sebagai berikut.
1.
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya (KONSTRUKTIVISME)
2.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan
inkuiri untuk semua topik (INQUIRY)
3.
kembangkan sifat ingin tahu siswa
dengan bertanya (BERTANYA)
4.
Ciptakan masyarakat belajar (MASYARAKAT BELAJAR)
5.
Hadirkan model sebagai contoh
pembelajaran (PEMODELAN)
6.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan ( REFLEKSI)
7.
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara (PENILAIAN AUTENTIK)
Pembelajaran kooperatif dirancang untuk
membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti
pembelajaran. Siswa lebih banyak belajar melalui proses pembentukan (constructing)
dan penciptaan, kerja dengan tim, dan berbagi pengetahuan sesama siswa.
Walaupun begitu, tanggung jawab individual tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran.
Pembelajaran tuntas merupakan sistem
pembelajaran yang mengharapkan setiap siswa
mampu menguasai kompetensi-kompetensi dasar (basic learning
objectives) secara tuntas. Berpegang pada prinsip: jika setiap siswa
diberikan waktu cukup sesuai dengan kecepatan belajarnya, dan ybs. menggunakan
waktu dengan baik, maka besar kemungkinan siswa akan mencapai tingkat
penguasaan kompetensi yang ditentukan. Sebaliknya, jika siswa tidak diberi
cukup waktu atau ybs tidak menggunakan waktu yang disediakan, maka tingkat
penguasaan kompetensi juga tidak akan optimal.
Pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning), adalah pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai materi
pembelajaran bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar berfikir kritis dan terampil memecahkan
berbagai masalah untuk memperoleh konsep
atau pengetahuan yang esensial. Pembelajaran berbasis masalah disepadankan
dengan pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
Pembelajaran berbasis masalah menekankan pada kegiatan yang memerlukan
perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data, sedangkan pada
pembelajaran berbasis proyek menekankan pada kegiatan perumusan pekerjaan (job), merancang,
melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil kerja. Kedua model pembelajaran
tersebut menekankan pada lingkungan siswa aktif, kerja tim, dan teknik evaluasi
otentik/bermakna
Bermain peran merupakan salah satu
model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang
berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship),
terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Pengalaman belajar yang
diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan
menginterprestasikan suatu kejadian Melalui bermain peran, peserta didik
mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan
dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat
mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai
strategi pemecahan masalah.
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. E.Mulyasa (2003)
menyebutkan indikator pembelajaran partisipatif, yaitu : (1) adanya
keterlibatan emosional dan mental peserta didik; (2) adanya kesediaan peserta
didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan
belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
Pembelajaran Modul adalah suatu proses
pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara
sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,
disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pada umumnya
pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan beberapa komponen, diantaranya
: (1) lembar kegiatan peserta didik; (2) lembar kerja; (3) kunci lembar kerja;
(4) lembar soal; (5) lembar jawaban dan (6) kunci jawaban.
Pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri
Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran
atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan . Dengan demikian
pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai pembelajaran terpadu. Pembelajaran
terpadu adalah, suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-tema yang senada/over
laping, kemudian dikemas menjadi tema yang akan dibahas dalam suatu
pembelajaran. Ada banyak macam pembelajaran terpadu, namun ada tiga yang
dominan yaitu terpadu model keterhubungan (connected), terpada model
jaring laba- laba (webbed) dan terpadu model terintegrasi (intergratedi).
Dalam
pembelajaran tema atau terpadu, siswa diajak membahas satu tema yang dikembangkan dari/ ke berbagai macam bidang
studi. Siswa lebih sering diajak turun langsung ke lapangan. Tidak dituntut
memiliki referensi khusus tetapi bebas memilih referensi yang cocok untuk tema yang bersangkutan .
Selain ragam dan macam strategi pembelajaran di atas
terdapat lagi pembedaan strategi
pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif. Pendekatan deduktif
dikembangkan oleh filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan
didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak
fakta semakin mendukung hasil simpulan. Pada abad pertengahan, sistem induktif
ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai begitu saja
tanpa berpikir rasional.
Pendekatan deduktif dapat disederhanakan pembelajaran dari hal-hal
umum menuju hal hal khusus. Langkah-langkah dalam model pembelajaran dengan
pendekatan induktif dijelaskan sebagai berikut.
a.
Pertama, guru
memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif.
b.
Kedua, guru
menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa
memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh.
c.
Ketiga, guru
menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat
perkiraan.
d.
Keempat, guru
menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan
langkah-langkah terdahulu.
e.
Kelima, menyimpulkan,
memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh
tersebut serta tindak lanjut.
Pendekatan
deduktif merupakan pendekatan yang mengutamakan penalaran dari umum ke khusus.
Hal ini berbeda dengan pendekatan induktif yang dari khusus ke umum. Langkah-langkah dalam model pembelajaran
dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut.
a. Pertama, guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.
b. Kedua, guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi
dan contoh-contohnya.
c. Ketiga, guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat
menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung
oleh media yang cocok
d. Keempat, guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak
kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.
B.
Kegiatan Pembelajaran
- Mahasiswa
melakukan telaah tentang materi tersebut dari buku atau sumber lain
- Mahasiswa
bertanya dan berdiskusi baik dengan dosen dan mahasiswa lain bila menemui
kesulitan terhadap materi
- Mahasiswa
berlatih merangkum dan mepresentasikan jenis-jenis strategi pembelajaran
di muka kelas
C.
Referensi
Mulyasa.
2003. Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung : Remaja Rosda Karya
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta : Penerbit Kencana
Ruminiati.
2006. Pembelajaran PKn SD. Jakarta :
Proyek PJJ S1 PGSD Dikti Depdiknas
Suwarma
Al Muchtar, dkk. 2007. Strategi
Pembelajaran PKn. Jakarta : UT
Laman
www.akhmadsudradjat.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"