Mataram, 27 juni 2012
by : Monis
kumulai sandarkan beribu harap dalam sebuah rasa
memikul satu beban yang tak mungkin aku hempaskan
beban itu terasa nikmat dan sarat akan ketidakberdayaanku
mataku mulai sayup melihat tetesan keringat membasahi wajahku
keringat penuh tanggung jawab,
keringat penuh harapan,
hembusan nafas yang merasakan pahit dan getirnya kehidupan
inilah kebuasan raja siang yang kurasakan,
namun….
Ketika tiba ratu malam,
Keringat penuh paksaan,
Keringat penuh kenikmatan,
Hembusan nafas yang tidak pernah lelah dari tanggung jawab kehidupan mulai kurasakan
Terkadang cucuran keringat sama derasnya dengan kucuran derai air mata
Perlahan ku usap dengan selimut lembut nan tebal
Ku coba tegar, karena ku sadar perjalanan masa depanku adalah mimpi hidupku
Kini aku hanya bisa membasahi bibir kecilku dengan jus melon special dari buk,siti.
Dialog buk.siti dengan monis
Nis..ni jusnya silahkan diminum, sembari lirikan mata buk.siti melirik tajam kearah tarian tangan monis yang merambat ditengah kertas putih buku harianya.
Eh..makasi bu, kalau ibu mau menulis buku harian jugam nih ada kertas kosong “ sahut si monis”
Dengan raut wajah malu-malu buk.siti berbalik badan menuju dapur warungnya.
Satu, dua, tiga sampai beberapa kali, buku harian siang ini dipandang dan dirasakan kebenaranya oleh monis. Kegelisahan mulai meracuni pikiranya, menyiksa otak dan memeras tenaganya.
Suara sepatu dari belakang korsi tempat duduk monis terdengar, tok..tok..tok..namun suara itu dihiraukan olehnya, seketika ayunan tangan gempal dan lebar menepuk pundaknya.
“Kaget dan merapikan buku harian” adalah ekspresi monis ketika itu.
Ternyata tepukan itu berasal dari dosenya sendiri “pak Udin”
Eh bapak, sahut si monis
Nis, sudahlah kehidupan tidak perlu disesalkan, jiwa kamu terlallu muda untuk meratapinya jika sampai waktunya kamu akan tahu, bahwa semua itu hanyalah sebuah energi yang merusak batin kamu.
Ekspesi heran terlihat jelas dari raut muka sang gadis, dalam hatinya” siall..ni dosen tau aja apa yang saya rasakan. Tapi tak apalah, raut wajah dan pandangan ku memang ,menampakkan aku menyembunyikan sebuah masalah kehidupan jadi wajar dia paham. Eh..ia pak, biasa anak muda, sambil berdiri dan merogok saku celanaya , nih bu 5.000 pas kan bu, sambil tanganya mengarah meja tempat buk.siti duduk, ia nis memang segini harganya kan ?? lain kali mampir sama si itu ya nis “ sahut buk siti, dengan nada sedikit kencang mengarah pada monis yang sedang balik berjalan menuju sebuah jalan setapak disamping kantin buk.siti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"