Kamis, 28 Juni 2012

Menyingkap Tabir Kehidupan Abadi Setelah Kematian


KEADAAN ALAM KUBUR

Imam Dhahhak r.a menceritakan bahwa seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah saw: Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling zuhud? Nabi saw. menjawab Yaitu orang yang tidak melupakan alam kubur dan bencananya. Meninggalkan keutamaan perhiasan dunia serta berusaha mendahulukan sesuatu yang (akan mendatangkan kebaikan dalam kehidupan) kekal abadi daripada kehidupan yang akan binasa. ( Yakni banyak memikirkan akhirat daripada dunia). Juga tidak mengira bahwa hari esok adalah hari-hanya, tetapi ia selalu mengira bahwa esokmhari dirinya akan berada dikalangan orang-orang yang telah mati. (Yakni ia tidak menganggap bahwa esok hari ia akan menjadi penghuni kubur). HR Ibnu Abi Dunya.
Ali bin Abi Thalib r.a pernah di tanya oleh seseorang, mengapa engkau mengunjungi kuburan? Ali r.a menjawab, Aku mendapati bahwa mereka (yg berada dalam kuburan itu)adal sebai-baik tetangga. Aku juga mendapati mereka sebagi tetangga yang benar, yang dapat menahan lidah dari berbicara buruk dan dapat mengingatkan akan alam akhirat.
Dalam sebuah hadits Nabi saw. bersabda, tidak ada pemandangan yang pernah aku lihat lebih mengerikan selain pemandangan alam kubur.
Umar bin Khaththab r.a. menceritakan, Kami pernah keluar bersama Rasulullah saw, menuju daerah perkuburan. Setibanya disana, beliau duduk di dekat sebuah kuburan, sedangkan aku adalah orang yang paling dekat dengan beliau, lalu beliau menangis, dan aku serta yang lainnya juga ikut menangis. Kemudian Nabi saw. bertanya, Karena apa kalian menangis? Kami menjawab. Kami menangis karena engkau menangis. Nabi saw. bersabda : ini adalah kuburan ibuku, Aminah binti Wahab. Aku telah meminta izin kepada Allah untuk menziarahinya dan Dia mengizinkan aku, lalu aku meminta izin untuk memohonkan ampun baginya, tetapi Dia melarangku. Maka Dia mendapatiku laksana mendapati seorang anak yang haus akan kasih sayang. ( Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya yang diterimanya dari Ibnu Mas'ud. Ibnu Majah juga telah meriwayatkannya secara ringkas, sedangkan dalam sanadnya terdapat seorang perawai bernama Ayyub bin Hani' yang dianggap dha'if oleh Ibnu Mu'in)
Ketika Ustman bin Affan r.a berdiri di dekat kuburan, maka ia menangis sehingga air matanya membasahi janggutnya. Beliau ditanya oleh seseorang tentang hal itu, lalu dikatakan pula pada beliau, Engkau sering menyebut-nyebut keadaan surga dan neraka, tetapi Engkau tidak menangis sebagaimana engkau menangis jika berada di dekat kuburan? Maka Utsman r.a menjawab, Aku telah mendengar Rasulullah saw, bersabda Sesungguhn ya kuburan itu adalah tempat pemberhentian (terminal) pertama menuju akhirat. Jika seseorang selamat di alam kubur, maka sesungguhnya ia akan lebih mudah lagi menuju tempat-tempat berikutnya. Tetapi jika ia tidak selamat (dialam kubur), maka sesungguhnya ia akan lebih celaka lagi di tempat-tempat berikutnya. (Hr. Tirmidzi, Ibnu Majah,dan Hakim)
Diceritakan bahwa Amr bin Ash r.a pernah melihat suatu pekuburan, maka ia segera turun, lalu shalat dua rakat. Seseorang mengatakan padanya, Engkau idak perlu melakukan seperti itu. Tetapi Amr bin Ash r.a berkata, Aku teringat tentang penduduk alam kubur ini yang tidak ada penghalang lagi antara Allah dengan mereka, sehingga aku ingin mendekatkan diriku kepada Allah dengan dua rakaat shalatku.
Mujahi rah.a berkata, Perkara yang pertama kali harus dipikirkan oleh manusia adalah tentang liang kuburnya. Lalu bayangkan bahwa kubur itu berkata, Aku adalah rumah cabang, aku rumah yang sunyi, aku rumah yang asing, dan aku rumah yang gelap gulita. Inilah yang telah aku sediakan untukmu, lalu apa yang kamu sediakan untukku?
Abu Dzar r.a pernah berkata, Maukah aku beritahukan padamu tentang hari kemiskinanku? Yaitu hari ketika aku diletakkan dalam kuburku.
Ketika Abu Darda r.a sedang duduk di samping kuburan, lalu seseorang bertanya kepadanya. Karena apa engkau berada disini? Abu Darda r.a menjawab Aku sedang duduk-duduk di samping suatu kaum yang dapat mengingatkan aku akan tempat kembaliku (akhirat), dan jika aku berdiri mereka tidak menjelek-jelekkan aku.
Ja'far bin Muhammad rah.a pernah mendatangi kuburan pada malam hari sambil mengatakan, Wahai penghuni kubur, mengapa kamu tidak memberi jawaban padaku jika aku berbicara padamu? Kemudian katanya, Demi Allah, dibukakan tabir antara mereka dan jawabanku, sehingga ketika itu aku seakan - akan berada bersama mereka. Kemudian dia mengerjakan shalat hingga tiba waktu shubuh.
Umar bin Adul Aziz r.a berkata kepada sebagaina kawan-kawannya, Wahai kawan-kawanku,  tadi malam aku tidak bisa tidur karena memikirkan masalah kuburan dan penghuninya. Dan sesungguhnya, jika kalian melihat jenazah yang telah berlangsung selama tiga hari dalam kuburnya, niscaya engkau akan merasa jijik dan tidak ingin mendekatinya, padahal dulu engkau sangat senang dekat dengannya. Sungguh aku membayangkan sebuah tempat yang selalu didatangi harimau, sedangkan orang yang tinggal didalamnya tubuhnya telah bernanah, kain pembalutnya telah dipenuhi ulat-ulat dengan baunya yang sangat busuk dan kain kafannya telah hancur> Padahal dahulunya orang itu berwajah cantik dan gagah, baunya harum, dan bajunya bersih. Setelah menceritakan pemandangan tersebut, Umar bin Abdulaziz pun pingsan.
Yazid Rugasyi rah.a pernah mengatakan, Wahai ahli kubur yang berada di lahatnya, yang kesepian dalam kuburnya dengan kesendiriannya, yang ditemani ama-amal perbuatannya dalam perut bumi. Oh... sekiranya aku mengetahui, dengan amal-amal apa saja engkau merasa gembira, dan dengan kawan-kawan yang mana saja engaku bersenang hati? Setelah itu Yazid menganis tersedu-sedu, sehingga air matanya membasahi ujung sorbannya. kemudian Yazid berkata, Demi Allah, ia akan bergembira (didalam kubur) dengan amal-amal shalihnya dan akan bersenang hati dengan kawan-kawannya yang dapat membantunya dalam menaati Allah. Dan ketika Yazid memandang kekuburan tersebut, maka ia menangis meraung-raung, sehingga terdengar bagaikan suara seekor sapi yang sedang melenguh.
Berkata Hatim al Asham ras.a, barangsiapa mendatangi kuburan, sedang ia tidak mau memikirkan tentang keadaan dirinya dan tidak mau mendoakan orang yang mati, maka orang tersebut seperti telah menipu dirinya sendiri dan menipu mereka.
Abu Bakar al Abid rah.a berkata, Wahai ibuku, alangkah baiknya jika engkau dulu adalah seorang yang mandul, Sesungguhnya anakmu didalam kubur nanti akan terkurung dalam waktu yang lama dan sesudah itu akan berangkat.
Yahya bin Mu'adz rah.a berkata, Wahai manusia, Tuhannmu mengajak kalian menuju negeri keselamatan(surga). Maka perhatikanlah, dimana kamu menyambut ajakan_Nya. Jika kamu menyambutnya ketika di dunia, lalu kamu menyibukkan diri dengan (amal-amal) yang dapat mengantarkanmu ke sana, niscaya kamu akan dapat memasukinya. Sedangkan jika kamu baru menyambutnya di dalam kuburmu, maka kamu tertolak untuk memasukinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"

Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan

Assalamu'alaikum Wr.Wb Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan Nama yang Anda cari yaitu  Alif Al Faeyza Sufyan  memiliki banyak arti dari ...