TENTANG BUKU
Buku ini saya susun sewaktu kuliah di IAILM Pondok pesantren suryalaya awal tahun 2010. Saya memilih 3 kitab dan 3 buku untuk dibaca di rumah
1. Fadhilah Amal
2. Fadhilah Sedekah
3. Sebelum dan Sesudah Hari Kemudian
4. Thoriqoh Qodiriyyah Naqsabandiyyah
5. Tanbih Dari Masa Kemasa
CARA MEMBACANYA
Dengan tidak bermaksud atau menggurui atau memotivasi pembaca (mapatahan ngojay ka meri (sunda), saya mencoba menulis hierarchi membacanya sebagaimana tatatertibnya membaca tanbih dalam acara khidmat amaliah dalam manakiban.
Pertama : Dahulukan pikiran obyektif dan menjernihkan hatidari hama yang mempengaruhi penilaian secara subyektif tentang tabir yang tersembunti dalam buku ini. Sebelum membaca isi keseluruhan bab demi bab, pergunakanlah suara hati murni anda yang terdalam sebagai sumber kebenaran yang merupakan karunia Allah Swt.
Kedua : Apabila belum berhasil mengikuti aliran (flow) suara hati mumi itu, berhenti sejenak, tarik nafas sambil ingat Allah SWT. (eling), dan ulangi lagi kalau-kalau sering-sering terjadi Misunderstanding (salah pengertian/salah paham) walaupun setiap manusia memiliki suara hati yang sama.
Ketiga : Bagi anda yang belum/tidak ditalkin yaitu syarat mutlak untuk belajar atau mempraktekan atau mengamalkan dzikir yang efektif, praktis dan efesien dalam mencapai target mardhotillah oleh seorang giri mursyid atau wakilnya, anda cukup membaca ummul qur‟an saja Bismillah.
Keempat : Bagi yang sudah ditalkin, disamping membaca UmmulQr‟an, Teruskanlah tawasul khususon, illa Hadoroti Pangersa Abah Sepuh (sebagai pewasiat) . kemudian heningkan qolbu sambil mengingat kembali (Thingkink Mind) kata-kata yang tersurat hingga tersirat dalam qalbu, kemudian mulailah baca kalimat demi kalimat, halaman demi halaman, setelah itu anda bole merasa lega seraya mengucapkan dalam hati “Alhamdulillah”
Dan Terakhir : Tariklah kesimpulan yang notabene anda sendirilah yang menyimpulkannya, segala yang tergores disana bab demi bab, manalah yang paling berkenan, berkenandi hati atau bab manakah yang sama sekali tidak menarik . kemudian setelah itu kita bersiap dan mengejar ketinggalah amalan-amalan praktek ibadah yang realistis yang terlewatkan, terlupakan, terlalaikan karena sibuk ini dan sibuk itu saja kesehariannya, dan mengisi dengan nawaetu (Tajidun niat) baru yang sejuk dan segar, mumpung Allah SWT. Member ksempatan hidup sebagaimana tertera dalam hadist : Hasibu Anfusakum Wa Qabla Anta Hasabu “Hitunglah (kealfaan, kedosaan, kekhilafan dan lain-lain) sebelum anda dihisab dan diperhitungkan”. Lingkungan bias berubah-ubah namun prinsip tidak (abadi). Disanalah letaknya rasa aman dan hakiki yang tercipta dari dalam dan bukan dari luar, ia adalah suatu kesadaran fitrah (awareness) dengan berpegang kepada yang maha esa (laa illaha ilalloh). Kemampuan mengendalikan diri (proaktif) itu memang sulit tanpa adanya kekuatan prinsip yang bias dipegang teguh. Kekuatan prinsip ini akan menentukan tindakan atau yang akan diambil jaln mana, adakah jalan itrah atau non fitrah, jalan fitrah membimbing kita kearah tindakan positif yaitu sesuatu tindakan yang dibimbing oleh suara hati yang berasal dari sifat-sifat 99Allah SWT. (Good Spot) sedangkan non fitrah adalah jalan yang menyesatkan (merugikan) yaitu jalan yang dibimbing oleh syeitan dan nafsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"