Minggu, 20 Mei 2012

Waktu Dan Kehidupan


Waktu dan Kehidupan

 


I. Karakteristik Waktu

Waktu adalah milik manusia yang paling berharga. Oleh karena itu pergunakan waktu sebaik mungkin, karena waktu apabila telah lewat tidak akan dapat diharapkan kembali lagi. Berbeda dengan suatu benda yang telah hilang, masih mungkin ditemukan kembali (QS. An Naazi’aat (79) : 46).

Manusia yang berakal, menghadapi waktunya bagaikan orang yang kikir menghadapi harta bendanya yang mahal. Ia tidak akan menyia-nyiakan sekejap pun terhadap sesuatu yang sedikit, apalagi yang banyak. Ia selalu menghitung setiap uang yang keluar harus mendapat imbalan yang wajar. Ia juga selalu berusaha menempatkan sesuatu pada tempat yang layak. Begitulah orang yang mempergunakan uang dan demikian pula seharusnya kita mempergunakan waktu.        

Sebagai muslim yang baik, hendaknya kita sadar bahwa waktu itu sebagai sesuatu yang berharga, karena waktu adalah umurnya. Perjalanan hidup manusia melaju dengan cepat menuju kepada Allah SWT. Sedangkan setiap kemajuan yang keluar pada suatu pagi, tidak lain merupakan satu fase dari fase-fase perjalanan yang tidak terhenti sampai disini saja, melainkan untuk selamanya. Dan orang-orang yang berakal dapat mengetahui kebenaran itu. Oleh karena itu, hendaknya kita betul-betul mengetahui dengan jelas apa yang sudah kita kerjakan pada waktu yang lalu dan apa yang wajib kita kerjakan untuk masa yang akan datang. Hendaknya kita selalu mengadakan perhitungan untung rugi dari apa yang telah kita kerjakan, apabila ternyata kita mendapat kerugian dari amal-amal kita, maka hendaknya kita tutup dengan memperbanyak amal-amal kebajikan untuk masa datang dan apabila kita memperoleh keuntungan dari amal-amal kita, maka lebih ditingkatkan lagi agar kita memperoleh bekal lebih banyak lagi untuk kehidupan kita kelak, baik di dunia maupun di akhirat.      



II. Mensyukuri Nikmat Umur

Umur yang kita pakai sekarang ini akan kita pertanggungjawabkan kepada Allah nantinya, untuk apa umur kita habiskan. Pada waktu itu tidak dapat berdusta sedikitpun, sebab seluruh anggota badan kita menjadi saksi tentang apa dan untuk apa dipergunakan umur yang sekian puluh tahun dipakai.

Sabda Nabi Muhammad SAW : “Belum lagi hilang jejak telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat, sehingga kepadanya telah diajukan empat pertanyaan :     
1. Dari hal umurnya, kemana dihabiskan
2. Dari hal tubuhnya, untuk apa dipakainya      
3. Dari hal ilmunya, apa yang sudah diamalkannya dengan ilmunya     
4. Dari hal harta, dari mana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakannya” (HR. Turmudzi)         

kita sama-sama ingat pada pesan Nabi Muhammad SAW mengenai penggunaan segala kesempatan dalam hidup ini sebagaimana dikemukakan sebagai berikut, “Pergunakanlah lima hal sebelum datangnya lima hal:     
1. Pergunakanlah sehatmu sebelum datang sakitmu  
2. Pergunakanlah lapangmu sebelum datang kesempitanmu        
3. Pergunakanlah mudamu sebelum datang tuamu     
4. Pergunakanlah kayamu sebelum datang kemiskinanmu  
5. Pergunakanlah hidupmu sebelum datang kematianmu.” 
(HR. Bukhari)     





III. Akibat Tidak Memanfaatkan Waktu

1. Kekosongan Akal     
Akal merupakan mutiara terbesar yang dmiliki manusia. Manusia tanpa memfungsikan akal untuk mengenal Rabbnya, maka nilainya tidak ubahnya seperti binatang (QS. Al Anfaal (8) : 22). Karenanya kita harus menyadari pentingnya pengisian akal dengan sesuatu yang bermanfaat yaitu tadabbur (memperhatikan) Allah SWT dengan kewajiban yang harus dipenuhi, serta tafakur (memikirkan) makhluk-makhluk ciptaan-Nya (QS. An Nahl (16) : 12)   
2. Kekosongan Hati     
Hati laksana bejana tempat bersemayamnya iman dan juga hawa nafsu (QS. Al Hujuraat (49) : 7). Hendaklah mewaspadai penyakit-penyakit hati yang akan menjerumuskan dirinya pada kehancuran, diantaranya adalah dengki, dendam dan benci kepada sesama manusia, takabur, sombong, hasad, iri hati dan sebagainya. Hendaklah memberi makan hati dengan banyak mengingat Allah SWT melalui mendengar dan membaca Al Qur’an serta memperbanyak do’a.   

Letaknya hati ada di dalam jiwa, apabila tidak disibukkan dengan aktivitas positif, maka ia akan menyibukkan kita dengan aktivitas kebatilan. Menyibukkan jiwa dengan kebaikan adalah ialah menyucikan, mendidik dan menarik tali kekangnya dari yang batil (QS. Asy Syam (91) : 9-10). Jiwa yang kosong dari sikap serius dan sikap penuh kesucian, akan menyebabkan senantiasa menyelimutinya, mengalami kegersangan dan dekadensi moral. Demikianlah keberadaan jiwa yang kosong. Tidak bersua, tidak bekerja, tidak beriman dan tidak beragama. Obsesinya (cita-citanya) hanya berbuat dan bermain di dunia ini dengan perbuatan yang sia-sia, yang nantinya akan diikuti oleh kekecewaan dan penyesalan kelak di akhirat (QS. Az Zumar (39) : 56)



         
IV. Kewajiban Muslim Terhadap Waktu

1. Menjaga dan memanfaatkan waktu     
2. Tidak menyia-nyiakan waktu     
3. Mengisi kekosongan dengan perbuatan yang mendatangkan kebaikan        
4. Berlomba-lomba dalam kebaikan(QS. Al Baqarah (2) : 148)   
5. Belajar dari perjalanan hari demi hari (QS. An Nuur (24) ; 44)
6. Mengatur waktu       
7. Bagi tiap waktu ada aktivitas tertentu 
8. Memilih waktu-waktu yang istimewa

allah swt.jpg

1 komentar:

"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"

Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan

Assalamu'alaikum Wr.Wb Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan Nama yang Anda cari yaitu  Alif Al Faeyza Sufyan  memiliki banyak arti dari ...