Islam dan Ilmu
ILMU DALAM PANDANGAN ISLAM
1. Apakah Ilmu itu ?
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima – ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu paada makna yang sama. Untuk lebih memahami pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian :
“Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
“Science is knowledge arranged in a system, especially obtained by observation and testing of fact (And English reader’s dictionary)
“Science is a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment” (Webster’s super New School and Office Dictionary)
dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti pengetahuan, tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5) “Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu”.
2. Kedudukan Ilmu Menurut Islam
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat AL qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Didalam Al qur’an , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL qur’an sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dariagama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani9(1995;; 39) sebagai berikut ;
‘’Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al –sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi’’
ALLah s.w.t berfirman dalam AL qur;’an surat AL Mujadalah ayat 11 yang artinya:
“ALLah meninggikan baeberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ILmu ,dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan ALLah ,sehingga akan tumbuh rasakepada ALLah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal inisejalan dengan fuirman ALLah:
“sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba –hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu) ; (surat faatir:28)
Disamping ayat –ayat Qur’an yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu sangat istimewa, AL qur’an juga mendorong umat islam untuk berdo’a agar ditambahi ilmu, seprti tercantum dalam AL qur’an sursat Thaha ayayt 114 yang artinya “dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan “. dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah yang pertama diturunkan yaitu surat Al Alaq ayat 1sampai dengan ayat 5 yang artuinya:
“bacalah dengan meyebut nama tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan Kamu dari segummpal darah .
Bacalah,dan tuhanmulah yang paling pemurah.
Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kala .
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.”
Ayat –ayat trersebut , jelas merupakan sumber motivasi bagi umat islam untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu,untuk terus membaca ,sehingga posisi yang tinggi dihadapan ALLah akan tetap terjaga, yang berearti juga rasa takut kepeada ALLah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan amal shaleh , dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga ilmu akan membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd (1992: 130) meyebutkan bahwa keimanan dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kukuh ini seolah menengahi antara iman dan amal .
Di samping ayat –ayat AL qur”an, banyak nyajuga hadisyang memberikan dorongan kuat untukmenuntut Ilmu antara lain hadis berikut yang dikutip dari kitab jaami’u Ashogir (Jalaludin-Asuyuti, t. t :44 ) :
“Carilah ilmu walai sampai ke negri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagisetuap muslim’”(hadis riwayat Baihaqi).
“Carilah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim . sesungguhnya Malaikat akan meletakan sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia tuntut “(hadist riwayat Ibnu Abdil Bar).
Dari hadist tersebut di atas , semakin jelas komitmen ajaran Islam pada ilmu ,dimana menuntut ilmu menduduki posisi fardhu (wajib) bagi umat islam tanpa mengenal batas wilayah,
3. Klarsfikasi Ilmu menurut ulama islam.
Dengan melihat uraian sebelumnya ,nampak jelas bagaimana kedudukan ilmu dalam ajaran islam . AL qur’an telah mengajarkan bahwa ilmu dan para ulama menempati kedudukan yang sangat terhormat, sementara hadis nabimenunjukan bahwa menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dari sini timbul permasalahan apakah segala macam Ilmu yang harus dituntut oleh setiap muslim dengan hukum wajib (fardu), atau hanya Ilmu tertentu saja ?. Hal ini mengemuka mengingat sangat luasnya spsifikasi ilmu dewasa ini .
Pertanyaan tersebut di atas nampaknya telah mendorong para ulama untuk melakukan pengelompokan (klasifikasi) ilmu menurut sudut pandang masing-masing, meskipun prinsip dasarnya sama ,bahwa menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Syech Zarnuji dalam kitab Ta’liimu AL Muta‘alim (t. t. :4) ketika menjelaskan hadis bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim menyatakan :
“Ketahuilah bahwa sesungguhya tidak wajib bagi setiap muslim dan muslimah menuntutsegsls ilmu ,tetapi yang diwajibkan adalah menuntut ilmu perbuatan (‘ilmu AL hal) sebagaimana diungkapkan ,sebaik-baik ilmu adalah Ilmu perbuaytan dan sebagus –bagus amal adalah menjaga perbuatan”.
Kewajiban manusia adalah beribadah kepeda ALLah, maka wajib bagi manusia(Muslim ,Muslimah) untuk menuntut ilmu yang terkaitkan dengan tata cara tersebut ,seprti kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji ,mengakibatkan wajibnya menuntut ilmu tentang hal-hal tersebut . Demikianlah nampaknya semangat pernyataan Syech Zarnuji ,akan tetapi sangat di sayangkan bahwa beliau tidak menjelaskan tentang ilmu-ilmu selain “Ilmu Hal” tersebut lebih jauh di dalam kitabnya.
Sementara itu Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu dalam dua kelompok yaitu 1). Ilmu Fardu a’in, dan 2). Ilmu Fardu Kifayah, kemudian beliau menyatakan pengertian Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut :
“Ilmu fardu a’in . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka orang yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia sudah mengetahui ilmu fardu a’in “ (1979 : 82)
“Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakan urusan duniawi “ (1979 : 84)
Lebih jauh Al Ghazali menjelaskan bahwa yang termasuk ilmu fardu a’in ialah ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti yang tercakup dalam rukun Islam, sementara itu yang termasuk dalam ilmu (yang menuntutnya) fardhu kifayah antara lain ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli, ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu yang dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia.
Klasifikasi Ilmu yang lain dikemukakan oleh Ibnu Khaldun yang membagi kelompok ilmu ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Ilmu yang merupakan suatu yang alami pada manusia, yang ia bisa menemukannya karena kegiatan berpikir.
2. Ilmu yang bersifat tradisional (naqli).
bila kita lihat pengelompokan di atas , barangkali bisa disederhanakan menjadi 1). Ilmu aqliyah , dan 2). Ilmu naqliyah.
Dalam penjelasan selanjutnya Ibnu Khaldun menyatakan :
“Kelompok pertama itu adalah ilmu-ilmu hikmmah dan falsafah. Yaituilmu pengetahuan yang bisa diperdapat manusia karena alam berpikirnya, yang dengan indra—indra kemanusiaannya ia dapat sampai kepada objek-objeknya, persoalannya, segi-segi demonstrasinya dan aspek-aspek pengajarannya, sehingga penelitian dan penyelidikannya itu menyampaikan kepada mana yang benar dan yang salah, sesuai dengan kedudukannya sebagai manusia berpikir. Kedua, ilmu-ilmu tradisional (naqli dan wadl’i. Ilmu itu secara keseluruhannya disandarkan kepada berita dari pembuat konvensi syara “ (Nurcholis Madjid, 1984 : 310)
dengan demikian bila melihat pengertian ilmu untuk kelompok pertama nampaknya mencakup ilmu-ilmu dalam spektrum luas sepanjang hal itu diperoleh melalui kegiatan berpikir. Adapun untuk kelompok ilmu yang kedua Ibnu Khaldun merujuk pada ilmu yang sumber keseluruhannya ialah ajaran-ajaran syariat dari al qur’an dan sunnah Rasul.
Ulama lain yang membuat klasifikasi Ilmu adalah Syah Waliyullah, beliau adalah ulama kelahiran India tahun 1703 M. Menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi ke dalam tiga kelompok menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi kedalam tiga kelompok yaitu : 1). Al manqulat, 2). Al ma’qulat, dan 3). Al maksyufat. Adapun pengertiannya sebagaimana dikutif oleh A Ghafar Khan dalam tulisannya yang berjudul “Sifat, Sumber, Definisi dan Klasifikasi Ilmu Pengetahuan menurut Syah Waliyullah” (Al Hikmah, No. 11, 1993), adalah sebagai berikut :
1). Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama yang disimpulkan dari atau mengacu kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al hadis.
2). Al ma’qulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang peranan penting.
3). Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber Ilahi tanpa keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatif
Selain itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua kelompok yaitu : 1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat indrawi, empiris, konseptual, formatif aposteriori dan 2). Ilmu al huduri, yaitu ilmu pengetahuan yang suci dan abstrak yang muncul dari esensi jiwa yang rasional akibat adanya kontak langsung dengan realitas ilahi .
Meskipun demikian dua macam pembagian tersebut tidak bersifat kontradiktif melainkan lebih bersifat melingkupi, sebagaimana dikemukakan A.Ghafar Khan bahwa al manqulat dan al ma’qulat dapat tercakup ke dalam ilmu al husuli
4. Apakah filsafat itu ?
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata “philo” berarti cinta dan” sophia” yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R. Pudjawijatna (1963 : 1) “Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu . Sofia artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agamamerupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak. Menurut Sidi Gazlba (1976 : 25) Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen) ; batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatuyang diluar alam, yang disebut oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin (1964 : 7) mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmat
5. Apakah Filsafat Ilmu itu ?
filsat ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji ilmu, dia berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana memperolehnya serta bagaimana dampai etisnya bagi kehidupan masyarakat. Secara umum kajian filsafat ilmu mencakup :
1) Aspek ontologis
2) Aspek epistemologis
3) Axiologis
Aspek ontologis berkaiatan dengan obyek ilmu, aspek epistemologis berkaiatan dengan metode, dan aspek axiologis berkaitan dengan pemanfatan ilmu. Dari sudut ini folosuf muslim telah berusaha mengkajinya dalam suatu kesatuan dengan prinsip dasar nilai-nilai keislamanyang bersumebr pada Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Be the first to like this.
Blog pada WordPress.com. Tema: Mystique oleh digitalnature.
Ikuti
Thank you for following “Dr. Uhar Suharsaputra”
We sent you a confirmation email.
1.almanqulat
2.alma’qulat
3.almksyufat.
yang ingin saya tanyakan apakah ada kesamaan dan perbedaan antara ilmu almanqulat dengan alma’qulat.Terima kasih
yang saya ingin tanyakan : maksud dari “berita pembuat syara dan bagaimana pandangan Bapak mengenai ilmu yang berhubungan dengan mistik?
saya pernah mendengar bahwa ajaran filsafat sering bersebrangan ajaran agama islam.Apakah demikian?
tolong lihat email dari saya sampe apa tidak, saya lampirkan berkas makalah. terima kasih..
“Dizaman sekarang ini kehebatan manusia tidak diragukan lagi, ini terbukti karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.”
Berkaitan dengan pendapat di atas… coba klik alamat ini
http://awan965.wordpress.com/2007/03/19/kehancuran-bumi-tahun-2053-tubrukan-dengan-planet/
http://awan965.wordpress.com/2007/03/25/bukti-kebesaran-allah-dan-kebenaran-al-quran/
Silakan klik artikel investor pendidikan Indonesia (yang mungkin kita lupakan). klik saja link inihttp://endang965.wordpress.com/2007/05/04/ki-hajar-dewantara-1889-1959/
klik saja link ini http://endang965.wordpress.com/2007/05/06/potret-pendidikan-di-jepang/
dan
http://endang965.wordpress.com/2007/05/06/fukuzawa-yukichi-tokoh-pendidikan-jepang/
Ilmu memang sangat penting sekali dalam kehidupan modern saat ini bisa kita lihat di dunia pekerjaan seperti di instansi pemerintah betepa hebatnya peran pendidikan apalagi pendidikan formal setingkat S-1 saat ini semakain bersaing untuk dicapai seorang pegawai tanpa pndidkan formal akan semakain tertinggal.
Yang lebih penting saat ini umat islam harus kembali menggali ilmu agamanya supaya mendapt pertolongan dari Allah SWT, karena ketidak pastian saat ini disebabkan umat islam bertingkah tidak sesuai ketentuan Alquran dan Hadist.Hatur nuhun
Sehingga bila manusia berilmu dan dilandasi dengan ajaran-ajaran alquran dan hadis serta dilaksanakan dengan penuh kearifan dan bijaksana maka ilmunya tidak akan sia-sia.
jadi kesimpulan dari ilmu menurut Filsafat Ilmu adalah ;
Ilmu bisa memberi pengetahuan dan Filsapat bisa menjadi hikmat, bahwasanya bila kita mengakui semua yang ada di Dunia ini dengan dilandasai oleh Ilmu maka segalanya akan kembali pada Yang Maka Kuasa.
Dapat diartikan bahwa Islam(Alqur’an dan Al-Hadist) merupakan pedoman manusia dalam menuntut ilmu di segala aspek kehidupan.Sedangkan ilmu dalam pandangan islam kedudukannya sangat penting dan wajib dituntut oleh setiap manusia (Muslim), karena ilmu merupakan sarana komunikasi dalam penyebaran, pembelajaran, pemahaman dan perlindungan islam.
comment dari saya cukup sekian dulu ya pak, bersambung… huehue
“Barang siapa mau dengan dunia, hendaklah dengan ilmu, barang siapa mau dengan Akhirat hendaklah dengan ilmu, dan barang siapa mau akan keduanya hendaklah dengan ilmu”
TRIMAKASIH.
sain dan islam, mahdi ghulsyani
ilmu huduri, hairi yazdi
talimul mutaalim
Ihya al ghazali khususnya jilid 2
munqidu minaddolal al ghazali
hirarki ilmu dll
Tetapi dengan demikian selaku umat muslim sudah sewajarnya untuk mengetahui ilmu pengetahuan yang bernafaskan kaidah-kaidah Islam, meskipun kita tidak mendalami lebih jauh.
Wassalam.
04202520589
Manajemen (Karyawan)
Fak. Ekonomi Uniku
Setelah saya membaca artikel Bapak, ada yang saya tidak mengerti, dalam artikel bapak disebutkan bahwa secara umum kajian Filsafat Ilmu itu mencakup:
1. Aspek Ontologis, berkaitan dengan objek ilmu, maksudnya ilmu apa?
2. Aspek Epistemologis, berkaitan dengan metode, metode yang digunakan itu metode apa?
3. Aspek Axiologis, berkaitan dengan pemanfaatan ilmu, Bagaimana cara memanfaatkan ilmu itu? Wss.
Setelah saya membaca artikel bapak,dalam kedudukan ilmu sangatlah penting.sehingga salah satu yang membedakan islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap ilmu (sains).menurut saya jadi ilmu dengan agama sangatlah berkaitan.karena ilmu tanpa agama akan buta.dan agama tanpa ilmu akan gelap
“Dizaman sekarang ini kehebatan manusia tidak diragukan lagi, ini terbukti karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.”
Berkaitan dengan pendapat di atas… coba klik alamat ini
http://awan965.wordpress.com/2007/03/19/kehancuran-bumi-tahun-2053-tubrukan-dengan-planet/
http://awan965.wordpress.com/2007/03/25/bukti-kebesaran-allah-dan-kebenaran-al-quran/
Silakan klik artikel investor pendidikan Indonesia (yang mungkin kita lupakan). klik saja link inihttp://endang965.wordpress.com/2007/05/04/ki-hajar-dewantara-1889-1959/
klik saja link ini http://endang965.wordpress.com/2007/05/06/potret-pendidikan-di-jepang/
dan
http://endang965.wordpress.com/2007/05/06/fukuzawa-yukichi-tokoh-pendidikan-jepang/
Dalam ajaran Islam bagaimana derajat/ kedudukan orang-orang yang tidak berilmu, tetapi orang tersebut beriman kepada Allah? atau sebaliknya bagaimana derajat/kedudukan orang-orang yang berilmu, tetapi tidak diimbangi dengan iman dan taqwa kepada Allah?
Tk III/ Akuntansi
Jadi antara Ilmu dan Islam sangat berkaitan dan bersinergi satu sama lain untuk menciptakan hubungan yang khusus dan ritual dengan ALLAH dan terpeliharanya hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia sesuai norma, aturan, tatacara dan tuntunan berdasarkan Ilmu yang dimiliki.
Kalssfikasi ilmu menurut ibnu khaldun ada 2 yaitu:
1. ilmu yang merupakan suatu yang alami pd manusia, yang ia bisa menemukannya karena kegiatan berpikir
2. ilmu yang bersifat tradisional (naqil)
pak,apakah ilmu yang bersifat tradisional lahir sejak dini atau adanya ilmu tersebut lahirnya dari pergaulan kita sendiri?
pak,apakah seorang muslim wajib memiliki ilmu atau hanya ilmu-ilmu tertentu yang harus dimiliki oleh seorang muslim?
Kebahagian, kedamaian, dan ketentraman hati senantiasa berawal dari ilmu pengetahuan. Itu terjadi karena ilmu mampu menembus yang samar, menemukan sesuatu yang hilang, dan menyingkap yang tersembunyi. Selain itu naluri dari jiwa manusia itu adalah selalu ingin mengetahui hal-hal yang baru dan ingin mengungkap sesuatu yang menarik.
ayo….sahabat2 .jangan malas kita harus rajinnnnnnn
(La Tahzan, jangan bersedih !, nikmatnya ilmu pengetahuan)
Islam dan ilmu itu sangat berhubungan sekali dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. ilmu sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, karena kalau tidak ada ilmu tidak akan terarah dan teratur juga ulmu menambah pengetahuan kita. karena itu ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu baik bidang agama ekonomi, politis dan lain -lain, yang merupakan pengetahuan-pengetahuan.
dalam islam ilmu juga sangat penting sekali, karena ilmu berhubungan dengan keimanan dalam diri kita masing-masing, dalam islam orang yang beriman pasti berilmu, cuma cara berimannya itu berbeda-beda ada iman yang kuat dan ada yang tipis.
orang yang beriman itu sangat berharga dan sangat dihargai, ilmu dalam islam juga penting untukmenambah ilmu agama.
ada hadis yang mengatakan carilah ilmusam,pai ke negri cina, maksudnya calrilah ilmu walaupun jauh keujung negeri. walaupun banyak rintangan dan kendala yan akan menghadang kita kedudukan ilmu sangat tinggi dan terhormast dalam islam, maka kita wajib mencari ilmu setinggi-tingginya.
ilmu islam mengajarkan wajinb hukumnya kita beribadah pada Allah SWT, juga mentaati apa yang diperintahkannya danmenjauhi larangan-laranganya. ilmu itu sifatnya alami, dengan berfikir kita bisa menemukan ilmu, dengan membaca kita akan menemukan ilmu jadi ilmu apapundan dimanapun bisa cari.
N A M A : ASEP KUHRO
TK/JURUSAN : III/MANAJEMEN
NIM : 04202510476
1. Dalam kontek keislaman, kita menyakini bahwa manusia itu besal dari tanah, apakah tanah yang dimaksud dalam dalam islam tersebut merupakan tanah bumi atau tanah apa?
2. Apabila kita lihat dalam teori biogenesis, apakah asal usul terciptanya manusia menurut paradigma islam bisa menjadi ilmiah?
3. Apakah terciptanya manusia menurut keyakinan islam hanya sebagai filsafat saja ataukah bisa menjadi sebuah teori ilmiah..??
4. Menurut islam, apakah bumi tercipta lebih dahulu sebelum manusia diciptakan untuk menempatinya?
menurut bapak apakah islam liberal itu suatu islam yang lebih baik dari pada islam yang tradisional?
karena menurut saya islam liberal itu akan banyak persepsi atau pemikiran yang berbeda,sehingga banyak penapsiran yang mengacu kesuatu syariah yang dihalalkan.Sedangkan islam tradisional akan mengarah kepada kemunafikan,dan itu akan menghambat perkembangan islam dan tidak bisa menyusuaikan dengan jaman modern.
1. Dampak negatif dan positif islam liberal dan islam tradisional
2. Apakah islam liberal sudah universal di Indonesia ini
3. Bagaimana dampaknya jika kita menjalankan islam tradisional saja dan
4. Bagaimana jika banyak persefsi islam liberal apa yang terjadi
-kedudukan yang lebih tinggi yang bagai manakah di mata ALLOH.
- Semakin ilmu berkembang dan semakin orang di beri ilmu pengetahuan yang tinggi tetapi banyak orang yang menyalah gunakan ilmu tersebut .apakah ada azab alloh apabila ilmu pengetahuan tersebut di salah gunakan mohon penjelasannya.
Nim : 2005032605
tingkat :lanjutan
semester : II/Ic
jurusan : FE-AP
1. Kuasa agama terhadap ilmu
2. Pemisahan daerah agama dan ilmu
3. Integrasi agama dan ilmu
Yang ingin saya tanyakan, menurut Bapak apakah maksud dari 3 hal tsb? saya kurang mengerti.
terimakasih. Wass..
1. Kuasa agama terhadap ilmu
2. Pemisahan daerah agama dan ilmu
3. Integrasi agama dan ilmu
Yang ingin saya tanyakan, menurut Bapak apakah maksud dari 3 hal tsb? saya kurang mengerti.
Terimakasih. Wass..
1.Tentang asal usul manusia yang dalam artikel bapak dikatakan bahwa manusia berasal dari segumpal darah tapi ada sebagian pendapat yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera dan sebagian lagi menyatakan bahwa manusia berasal dari tanah.bagaiman pendapat bapak tentang hal itu???????
2.Kenapa kita harus mempelajari filsafat ilmu dan apa manfaatnya bagi kehidupan rohani kita???????
2005052354
Sedangkan yang lain adalah disebut seni saja. Seni arsitektur, seni kedokteran, dll.Bagaimana pak ?
Islam diawali dengan proses keilmuan yaitu “Iqro” = bacalah. sebagaimana diperintahkan, sebagaimana hamba 4jjl untuk menuntut ilmu sampai ke negeri cina, sepanjang hidup.
Barang siapa menghendaki dunia maka wajiblah memiliki ilmu, barang siapa menghendaki akhirat maka wajiblah memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka ia wajib memiliki ilmu. untuk itu, betapa pentingnya ilmu karena ilmu merupakan akar segala kehidupan manusia yang menjadikan manusia menjadi mahluk yang paling mulia disisi 4jjl.
kita selaku umat islam tidak ada alasan untuk tidak mencari ilmu secara formal maupun informal.
JURUSAN : AKUNTANSI/FE UNIKU
SEMSTER : VI
KELAS : KARYAWAN
“katakanlah… bahwa segala ilmu hanya dari Allah.
Mnatab lah
1. ilmu fiqih
2. ilmu tauhid
3. ilmu tasawuf..
1.ilmu kalam (pemikiran)
2.ilmu tasawuf(pensucian)
apakah ada hubungannnya ilmu dengan agama menurut orang-orang timur???
saya ingin bertanya bagaimana islam memandang ilmu yg terkait dng ilmu bebas nilai dan ilmu tidk bebas nilai ?
Pertama adalah definisi pengertian ‘ilmu’ versi sudut pandang materialistik yang lahir melalui saintisme yang mendeskripsikan definisi pengertian ‘ilmu’ sebagai ‘segala suatu yang sebatas wilayah pengalaman dunia indera’ sehingga yang diluar wilayah pengalaman dunia indera menjadi tidak bisa didefinisikan sebagai wilayah ilmu.ini adalah pandangan yang kita kenal sebagai saintisme,faham ini berpandangan atau beranggapan bahwa ilmu adalah ‘ciptaan’ manusia sehingga batas dan wilayah jelajahnya harus dibingkai atau ditentukan oleh manusia.artinya manusia harus mengikuti pandangan manusia.
Kedua adalah definisi pengertian ‘ilmu’ versi Tuhan yang mendeskripsikan ilmu sebagai suatu yang harus bisa mendeskripsikan keseluruhan realitas baik yang abstrak maupun yang konkrit sehingga dua dimensi yang berbeda itu bisa difahami secara menyatu padu.pandangan Ilahiah ini menyatakan bahwa ilmu adalah suatu yang berasal dari Tuhan sehingga batas dan wilayah jelajahnya ditentukan oleh Tuhan dan tidak bisa dibatasi oleh manusia artinya manusia harus mengikuti pandangan Tuhan.
Mengapa bisa terjadi sesuatu yang dianggap sebagian manusia sebagai ‘benturan antara agama dengan ilmu’ (?) bila dilihat dengan kacamata Ilahi sebenarnya bukan terjadi benturan antara agama dengan ilmu sebab baik agama maupaun ilmu keduanya berasal dari Tuhan yang mustahil berbenturan.benturan itu terjadi karena manusia membatasi pengertian ‘ilmu’ diseputar wilayah dunia indera,sebaliknya agama tidak membatasi wilayah ilmu sebatas wilayah pengalaman dunia indera karena ilmu harus mendeskripsikan keseluruhan realitas baik yang abstrak maupun yang gaib sehingga otomatis ilmu yang di persempit wilayah jelajahnya (sehingga tak boleh menjelajah dunia abstrak) itu akan berbenturan dengan agama.
Jadi yang berbenturan itu bukan agama vs ilmu tapi agama versus definisi pengertian ‘ilmu’ yang telah dipersempit wilayah jelajahnya.
Dalam konsep Tuhan ilmu adalah suatu yang memiliki dua kaki yang satu berpijak didunia abstrak dan yang satu berpijak didunia konkrit dan konsep ilmu seperti itu akan bisa menafsirkan agama.sebaliknya konsep ilmu versi kaum materialistic hanya memiliki satu kaki yang hanya berpijak didunia konkrit yang bisa dialami oleh pengalaman dunia indera sehingga dengan konsep seperti itu otomatis ilmu tidak akan bisa menafsirkan agama.
Jadi bila ada fitnah ‘benturan agama vs ilmu’ maka yang harus kita analisis adalah definisi pengertian ‘ilmu’ versi siapa yang berbenturan dengan agama itu,bila itu adalah definisi pengertian ‘ilmu’ versi saintisme (yang membatasi ilmu sebatas wilayah pengalaman dunia indera) maka itu adalah suatu yang pasti akan terjadi,sebab agama tidak membatasi ilmu sebatas wilayah pengalaman dunia indera sebab dalam pandangan Tuhan ilmu adalah sesuatu yang harus bisa menjangkau keseluruhan baik yang abstrak maupun yang konkrit (sehingga dua alam itu bisa difahami secara menyatu padu sebagai satu kesatuan system).
‘ilmu’ dalam saintisme ibarat kambing yang dikekang oleh tali pada sebuah pohon ia tak bisa jauh melangkah karena dibatasi wilayah jelajahnya harus sebatas wilayah pengalaman dunia indera sehingga ‘yang benar menurut saintisme adalah segala sesuatu yang harus terbukti secara empirik (tertangkap mata secara langsung),dengan prinsip inilah kacamata saintisme menghakimi agama sebagai ‘tidak berdasar ilmu’.
Bandingkan dalam agama wilayah jelajah ilmu itu luas tidak dibatasi sebatas wilayah pengalaman dunia inderawi sebab itu ‘ilmu’ dalam agama bisa merekonstruksikan realitas secara keseluruhan baik yang berasal dari realitas yang abstrak (yang tidak bisa tertangkap mata secara langsung) maupun realitas konkrit (yang bisa tertangkap oleh mata secara langsung).jadi ilmu dalam agama tidak seperti kambing yang dikekang.
Yang mesti diingat ‘sains’ (kini) pengertiannya adalah ilmu seputar dunia materi (yang bisa terbukti secara empirik) jadi sains bukanlah ilmu dalam pengertian yang bersifat menyeluruh karena wilayah cakupannya terbatas sebatas dunia materi yang bisa di tangkap dunia indera,sebab itu sungguh janggal bila sains menghakimi agama yang wilayah jelajahnya meliputi keseluruhan realitas,sebab itu sama dengan meteran tukang kayu digunakan untuk mengukur lautan nan dalam.