Rabu, 07 November 2012

Khusyu‟ Dan Khudu‟ Dalam Shalat


E. Khusyu‟ Dan Khudu‟ Dalam Shalat
Banyak orang melaksanakan shalat, dan sebagian mereka melakukannya dengan berjamaah. Akan tetapi betapa buruknya shalat mereka, sehingga jangankan menghasilkan pahala, bahkan dalam keadaan shalat mereka seperti kain buruk yang dilemparkan kewajah mereka.
Memang balasan terhadap mereka tidaklah sekeras yang dberikan kepada orang-orang yang meninggalkan shalat. Orang yang meninggalkan shalat sudah jelas akan menerima adzab yang lebih berat. Sedangkan bagi orang yang shalatnya buruk, maka shalatnya tidak akan diterima dan akan dilemparkan kemukanya, dan ia tidak dapat pahala dari shalatnya. Jadi kedurhakaannya tidaklah sampai pada kedurhakaan meninggalkan shalat.
Oleh karena itu, orang yang telah mengorbankan waktunya, meninggalkan pekerjaannya, dan mengalami berbagai kesulitan untuk mengerjakan shalat, hendaknya berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki kualitas shalatnya, sehingga tidak mengalami kesalahan dalam mengerjakannya.
Allah Swt berfirman,

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.s al-Hajj [22] :37)
Semakin tinggi keikhlasan seseorang, semakin tinggi pula penerimaan Allah Swt.. Mu‟adz r.a. menceritakan, “ketika Rasulullah saw. Mengutusku ke Yaman, aku meminta nasihat terakhir dari beliau. Lalu beliau bersabda, „Jagalah keikhlasan dalam amalmu. Dengan keikhlasan, amal sedikit dapat menghasilkan pahala yang banyak.”
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusyu‟ dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan dirinya dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. Dan orang-orang yang membayar zakat. Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali kepada istri-istri atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka mereka tidak tercela. Barang siapa yang melepaskan (nafsunya) kepada selain itu, maka mereka itulah yang melampaui batas. Dan orang-rang memmelihara amanat-amanat dan menepati janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Itulah orang-orang yang mewarisi, (yaitu) orang mewarisi surga Firdauz. Mereka kekal didalamnya.” (Qs. Al Mukminun [23]: 1-11
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa apabila keluarga Nabi saw. Ditimpa kesulitan, maka beliau menyuruh mereka mengerjakan shalat sambil membacakan

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Qs. Thaha [20]: 132).
Demikian pula seluruh Nabiyullah, jika mengalami kesulitan, mereka akan menyibukan diri dengan shalat. Bahkan apabila ada orang yang mengajak kita mempedulikan shalat, kita akan mencela dan mendebatnya. Sungguh yang demikian itu akan menghancurkan diri kita sendiri, Bahkan mereka yang melaksanakan shalatpun banyak melaksanakannya sambil bergurau atau tidak menyempurnakan ruku-rukunya, apalagi melakukannya secara khusyu‟ dan khudu‟.
Rasulullah saw. adalah seorang teladan, dan beliau telah memperlihatkan amalnya kepada kita. Begitu juga lembaran-lembaran prestasi para sahabat pun telah ada dihadapan kita.
2
KITAB SEDEKAH
8
نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّ عَلَّ رَسُوْلَِهِ الْكَِريْمِ حَاِمدًوَمُصَلِّياًوَمُسَلِّمًا
Setelah membaca risalah ini, seketika itu kita disadarkan, betapa betapa zhalimnya kita terhadap diri kita sendiri, begitu begitu jauh pandangan hidup manusia hari ini dari yang dikehendaki Allah Swt. Tntang perlakuan manusia tehadap harta. Betapa banyak peluang emas untuk mencapai kebahagiaan akhirat yang kekal yang kita abaikan, karna manusia memilikia pandangan yang salah terhadap harta. Betapa banyak fitnah yang telah menajalari tubuh msnusia disebabkan oleh harta. Betapa banyak manusia yang sakit qalbunya karna salah dalam pandangan harta.
Banyak manusia keliru menganggap harta sebagai sumber kebahagiaan dan kepuasan. Padahal sebaliknya, harta juga dapat menyebabkan kecelakaan dan kebinasaan bagi manusia, banyak penyakit-penyakit qalbu yang disebabkan oleh harta. Oleh karena itu didalam hadist dinyatakan bahwa apabila Allah menyayangi seorang muslim, maka ia akan diberi kepahaman agama dan rezeki sebatas keperluannya saja.
Harta bukanlah bukanlah sesuatu yang harus disimpan untuk keperluan sendiri, tetapi untuk di infakkan dijalan Allah. Beberapa ulama menyimpulkan bahwa harta yang disimpan adalah sebatas untuk keperluan hidup selama satu bulan kedepan dan slamjutnya harus diinfakkan dijalan Allah, pada harta terdapayt dua sisi, yaitu kebaikan dan keburukan. Harta dapat menjelma menjadi racun, sekaligus menjadi penawar. Tergantung bagaimana sikap manusia memerlukan harta. “oleh karena itu waspadalah, dan penting bagi manusia untuk menyelamatkan diri dari fitnah dan racun ini.
Dengan membaca risalah ini banyak hal-hal yang akan menyadarkan kita tentang hakikat harta bagi manusi.
A. Sedekah Tersembunyi Dan Terang-Terangan
Sedekah sunat lebih baik ditunaikan secara tersembunyi kecuali jika dipandang ada manfaatnya dari segi agama apabila dilakukan secara terang-terangan. Tetapi tetap waspada atas tipu daya setan dan hawa nafsu, sebab keduanya dapat menghancurkan pahala sedekah dengan memberikan kepahaman seolah-olah dalam sedekah terang-terangan itu terdapat kemaslahatan. Kendaknya kita memikirkan secara seksama, apakah da faedahnya untuk agama atau tidak. Setelah menunaikan sedekah janganlah, dibicarakan lagi karena hal itu sama saja dengan sedekah secara terang terangan. Dalam sebuah hadist diterangkan, apabila seorang melakukan amalan secara tersembunyi maka akan tercatat sebagai amalan yang tersembunyi, kemudian apabila ia mambicarakannya, maka akan dicatat menjadi amalan yang terang terangan. Apabaila ia terus membicarakannya, maka akan di ubah catatanya menjadi catatan riya. Ihya ulumiddin.
Rasulullah Saw. Pernah bersabda bahwa Allah Swt. Akan member perlindungan kepada tujuh jenis manusia dibawah naungannya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan Allah swt. (Pada waktu hari kiamat):
1. Pemerintah hakim yang adil;
2. Pemuda yang sejak usia muda selalu beribadat kepada Allah Swt.;
3. Orang yang hatinya terikat kapada mastjid;
4. Dua orang yang saling mencintai karna Allah tanpa tujuan lain, yang bertemu dan berpisah semata-mata karena Allah;
5. Lelaki yang digoda oleh waanita cantik dan bangsawan yang sangat menarik hati, tetapi lelaki itu ber kata, saya takut kepada Allah .” (demikian pula dengan perempuan yang digoda lelaki);
6. Orang yang bersedekah secara tersembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya;
7. Orang yang mengingat Allah yang bersunyi diri hingga mengalir ir matanya.
Rasululah Saw. Bersabda bahwa Allah swt. Mengasihi tiga jenis manusia dan membenci tiga jenis manusia.
Tiga jenis yang disayangi allah adalah sebagai berikut:
1. Orang yang menyrtai suatu majelis, tiba-tiba maelis itu diminta oleh peminta sedekah yang bukan kerabat dari ahli majelis itu. Kemudian seorang dari majelis itu keluar bersama-sama sipeminta sedekah tadi dan diam-diam memberikan sedekah kepada peminta sedekah itu.
9
2. Orang yang dari suatu kafilah yang berjalan sepanjang malam, ketika setelah sampai ditujuan, perasaan letih dan lesu menyerang dirinya, ia ingin sekali beristirahat dan tidur tetapi dia menahan ngantuknya dan terus berdiri menghadap Allah untuk mengerjakan shalat sambil merendahkan dirinya.
3. Seorang tentara mujahid yang berperang melawan orang-orang kafir.
Tiga jenis yang dibenci allah swt adalah:
1. Orang yang berzina padahal usinya sudah tua;
2. Orang yang sombong walaupun ia seorang yang miskin;
3. Dan orang kaya yang terus hidup dan menzhalimi orang lain.
Seseorang bisa selamat dari racun harta dengan menjaga lima perkara;
a. Memikirkan harta itu, dengan tujuan apa harta itu dicari, kemudian dia bertumpu kepada tujuan itu saja.
b. Menjaga dengan hati-hati cara mendapatkan harta itu. Senantiasa menjaganya agar tidak tercampur dengan cara-cara yang bertentangan dengan syariah. Misalnya, dalam hadiah ada kemungkinan bercampur dengan suap. Atau meminta-minta mendatangkan kehinaan
c. Tidak menyimpannya lebih daripada keperluan, tapi menyimpannya hanya sekedar keperluannya saj, dan selebihnya dibelanjakan dijalan Allah.
d. Menjaga keikhlasan ketika niat mencari harta membelanjakannya dan menyimpannya sekedar keperluannya sendiri semata-mata untuk mendapatkan keridhoan Allah. Apa yang disimpan dan digunakan juga semata-mata untuk memperoleh kekuatan dalam mentaati perintah Allah swt. Apa yang lebih dari keperluan itu harus dibelanjakan dengan kepahaman bahwa harta ini tidak berguna. Membelanjakan yang lebih daripada keperluan
itu dengan rasa hina. Bukan dengan perasaan bangga dan mulia.
B. Qana‟ah
Allah swt mengatakan bahwa cinta kepada semua ini adalah cinta syahwat. Imam ghazali rah.a. mengatakan bahwa puncaknya syahwat adalah cinta birahi yang merupakan suatu penyakit bagi hati yang kosong. Pada tahap awal perlu menjaga penyakit ini dengan mengurangi pandangan kepada hal-hal yang menarik itu. Jika tidak, maka perhatiannya kepadanya akan bertambah dan sulit untuk berpaling darinya.
Abu Dzar r.a mengatakan bahwa beliau telah bertanya kepada Rasulullah saw. Mengenai kandungan suhuf Musa a.s maka Rasulullah menjawab bahwa semuanya berisi peringatan-peringatan dan pelajaran.Misalnya; (1).„Aku heran melihat keadaan orang yang yakin bahwa kematian akan dating, tetapi mereka merasa gembira dengan sesuatu (padahal kematian selalu mengikuti dan menangkapnya kapan saja).” (2).“Aku heran dengan melihat orang-orang tertawa, sedangkan ia yakin bahwa ia pasti akan mati.” (3).“Aku heran melihat keadaan orang yang selalu menyaksikan bahwa dunia selalu mencari kepuasan dari padanya .” (4).“Aku heran dengan orang yang yakin dengan takdir, tetapi masih berduka cita karna kehilangan sesuatu.” (5).“Aku heran dengan orang yangyakin dengan hari hisab , tetapi tidak membuat persiapan dengan amalan yang baik.”
Kesimpulan Dari Keterangan Ayat:
1. Dunia ini merupakan tempat untuk ujian.
2. Harta kekayaan dan kemuliaan didunia bukan sesuatu yang harus dibangga-banggakan.
3. Kelaparan dan kemiskinan jangan dianggap kehinaan.
4. Ujian bagi pemilik harta adalah apakah ia bersyukur apa tidak.
5. Ujian bagi orang miskin adalah apakah dia bersabar apa tidak.
6. Ujian harta lebih sulit daripada ujian kemiskinan. Hanya sebagian kecil saja yang lulus dari ujian harta, sebagian besar orang yang berharta adalah lalai.
Karena ujian dengan harta adalah lebih sulit, Rasulullah Saw. Pernah bersabda, “Aku tidak begitu takut dengan kemiskinan dan kelaparan yang menimpa kalian, tetapi aku khawatirkan adalah melimpahnya dunia dan kemewahannya keatas kalian dan kalian terpengaruh dengannya seperti orang-orang sebelum kalian terpengaruh, lalu kalianpun dimusnahkan.”
Drari Ibnu Mas‟ud r.a dari Nabi saw. Bersabda. bahwa pada hari kiamat kedua belah kaki manusia tidak akan bias bergerak (dari tempat hisabnya) sebelum ditanya dengan lima persoalan; (1) Dengan berbuat apakah usianya telah digunakan. (2) Bagaimana masa mudanya dihabiskan.
10
(3) Darimanakah hartanya diperoleh. (4) Kemanakah hartanya dibelanjakan. (5) Amalan apakah yang talah dikerjakan mrngikuti ilmu. (H.r Tirmidzi; Misykat)
Ulama yang yang hasil dan cemarlang dan dekat alllah swt. Adalah ulama yang memiliki cir-ciri sebagai berikut:
1. Tiadak mencari dunia dengan ilmunya. Dunia adalah Hina, buruk, kotor dan cepat berakhir. Dan merasakan kebesaran akhirat sertamerasakan bahwa alam akhirat itu kekal abadi.
2. Perbuatannya tidak bertentangan dengan pembicaraannya. Yaitu dia tidak termasuk mereka yang menyuruh orang berbuat baik, srta dia sendiri tidak mengamalkannya.
           
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (Qs. Al Baqarah [2] ayat 44)
         
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (Qs. Ash Shaaf [61] ayat 3)
Rasulullah saw bersabda „belajarlah ilmu sebanyak apapun, tetapi disisi Allah tiada balasan kecuali apa yang diamalkan.
3. Dia menyibukan diri dengan ilmu yang member bermanfaat diakhirat dan menguatkan semangat untuk melakukan amalan-amalan yang baik dan menghindari ilmu-ilmu yang tidak beranfaat atau kurang breermanfaat bagi akhirat.
Hatim rah.a berkata,
a. “Saya melihat semua makhluk ada ada hubungan cinta dengan sesuatu yang lain (istri, aanak, harta dll). Tetapi apabila ia masuk kubur maka terpisahlah dia dari yang dicintainya itu.” Oleh karena itu saya membuat cinta dengan amalan yang shaleh, agar apabila saya masuk kubur, maka yang saya cintai akan bersama saya didalam kunur dan yidak terkubur dari saya.”
b. “Saya melihat firman Allah dalam al Qur‟an:
         
   
“Adapun orang yang takut akan kebesarantuhannya dan menahan diri dari hawa nafsu, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.” (Qs. An Naaziaat [79] ayat 40-41)
c. “Saya melihat didunia ini, apabila seseorang mempunyai sesuatu yang berharga dan disayanginya, maka ia simpan benda itu denganhati-hati ditempat yang palimg aman. Setelah itu saya melihat firman Allah Swt;
               
 
“(sebenarnya) apa yang pada kamu pasti akan lenyap. Dan apa yang ada d isisi Allah tetap kekal. (Qs, an Nahl [16] ayat 96).
maka apa saja yang saya peroleh dan saya anggapberharga atau saya menyukainya, saya mengirimkannya kepada Allah supaya selamat untuk selama-lamanya.”
d. “Saya melihat didunia ini, manusia mencari kemulyaan untuk drinya sendiri, apakah dengan memiliki harta yang banyak atau keturuna bangsawan, pangkat yang tinggi atau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"

Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan

Assalamu'alaikum Wr.Wb Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan Nama yang Anda cari yaitu  Alif Al Faeyza Sufyan  memiliki banyak arti dari ...