Selasa, 17 Juli 2012

MATA KULIAH AKIDAH AKHLAK


JAWABAN UTS  MATA KULIAH AKIDAH AKHLAK

1.      Relevansi mata kuliah Akidah Akhlak dengan calon guru SD/MI  
Mata Kuliah Akidah Akhlak adalah bagian integral dari Pendidikan Agama Islam di semua jenjang pendidikan. Oleh karena itu keberadaan mata Kuliah Akidah Akhlak di Perguruan tinggi sangat relevan dengan saya sebagai calon seorang guru dalam hal kajian materi dan metode pembelajaran.
2.      Pengertian Aqidah dan Akhlak menurut Para Ahli
a.       Pengertian aqidah
Pengertian Aqidah secara terminologi (istilah) dikemukakan oleh para ahli diantaranya:
1)      Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan, apabila aqidah telah tumbuh pada jiwa seorang muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa hanya Allahsajalah yang paling berkuasa, segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka.
2)      Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam. Berarti menurut pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.Aqidah berarti pula keimanan. 
3)      Menurut Muhamnmad Naim Yasin Aqidah berarti  pula keimanan. Keimanan terdiri dari tiga unsur: a. Pengikraran dengan lisan b. Pembenaran dengan hati, dan c. Pengamalan dengan anggota badan.
b.      Pengertian Akhlak menurut Para Ahli
1)      Ibn Miskawaih memberikan definisi tentang akhlak, adalah keeadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.  Dalam konsepnya akhlak  adalah suatu sikap mental (halun lin-nafs) yang mendorong untuk berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan. Keadaan atau sikap jiwa ini terbagi dua: ada yang berasal dari watak (tempramen) dan ada yang berasal kebiasaandan latihan.

2)      Sementara itu Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin menyatakan: Akhlak adalah sifat -sifat yang tertanam dalam jiwa, yang menimbulkan segala perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan. Akhlak dalam konsepsi Al Ghazali tidak hanya terbatas pada apa yang dikenal denganteori menengah” dalam keutamaan seperti yang disebut oleh Aristoteles,dan pada sejumlah sifat keutamaan yang bersifat pribadi, tapi juga menjangkau sejumlah sifat keutamaan akali dan amali, perorangan dan masyarakat. Semua sifat ini bekerja dalam suatu kerangka umum yang mengarah kepada suatu sasaran dan tujuan yang telah ditentukan. Akhlak menurut Al Ghazali mempunyai tiga dimensi: Dimensi diri, yakni orang dengan dirinyadan Tuhannya, seperti ibadah dan shalat,  Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya dengan sesamanya, serta Dimensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasarnya.
3.      Dalil Naqli terkait dengan kewajiban beraqidah
إِنَّ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ ليسَمُّونَ الْمَلَائِكَةَ تَسْمِيَةَ الْأُنثَى(27)وَمَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاّ الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا(28)

3)    “Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan. Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan (dzann), sedangkan persangkaan itu tidak berfaidah sedikitpun terhadap kebenaran” (QS. Al Najm: 27-28)

4.      Aliran Ilmu Kalam
a.       Jabariyah
Aliran Jabariyah adalah aliran sekelompok orang yang memahami bahwa segala perbuatan yang mereka lakukan merupakan sebuah unsur keterpaksaan atas kehendak Tuhan dikarenakan telah ditentukan oleh qadha’ dan qadar Tuhan. Jabariah adalah pendapat yang tumbuh dalam masyarakat Islam yang melepaskan diri dari seluruh tanggungjawab. Maka Manusia itu disamakan dengan makluk lain yang sepi dan bebas dari tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, manusia itu diibaratkan benda mati yang hanya bergerak dan digerakkan oleh Allah Pencipta, sesuai dengan apa yang diinginkan-Nya. Dalam soal ini manusia itu dianggap tidak lain melainkan bulu di udara dibawa angin menurut arah yang diinginkan-Nya. Maka manusia itu sunyi dan luput dari ikhtiar untuk memilih apa yang diinginkannya sendiri.
b.      Qodariyah
Qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap manusia adalah pencipta bagi segala perbuatannya; ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri, berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa Qadariyah dipakai untuk nama aliran yang memberi penekanan atas kebebasan dalam hal ini, Harun Nasution menegaskan bahwa kaum Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia harus tunduk pada qadar tuhan.
c.       Mu’tazilah
Mu’tazilah, secara etimologis bermakna: orang-orang yang memisahkan diri yang memiliki faham  bahwa dosa besar bukan seorang mukmin, namun ia juga tidak kafir, bahkan ia berada pada suatu keadaan di antara dua keadaan, tidak mukmin dan juga tidak kafir.”
d.      Asy’ariyah
Asy`ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy`ariy.
e.       Qodiriyah
Qodiriyah adalah nama sebuah tarekat yang didirikan oleh Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Baghdadi QS. Tarekat Qodiriyah berkembang dan berpusat di Iraq dan Syria kemudian diikuti oleh jutaan umat muslim yang tersebar di Yaman, Turki, Mesir, India, Afrika dan Asia. Tarekat ini sudah berkembang sejak abad ke-13. Namun meski sudah berkembang sejak abad ke-13, tarekat ini baru terkenal di dunia pada abad ke 15 M. Di Makkah, tarekat Qodiriyah sudah berdiri sejak 1180 H/1669 M.

f.       Naqsyabandiyah
Naqshbandiyah/Naqsyabandiyah merupakan salah satu  tarekat  sufi yang paling luas penyebaran nya, dan terdapat banyak di wilayah Asia Muslim serta  TurkiBosnia-Herzegovina, dan wilayah Dagestan, Russia.
Kata Naqsyabandiyah/Naqsyabandi/Naqshbandi  نقشبندی berasal dari Bahasa Arab yaitu Murakab Bina-i dua kalimah Naqsh dan Band yang bererti suatu ukiran yang terpateri, atau mungkin juga dari Bahasa Persia, atau diambil dari nama pendirinya yaitu Baha-ud-Din Naqshband Bukhari. Sebagian orang menerjemahkan kata tersebut sebagai "pembuat gambar", "pembuat hiasan". Sebagian lagi menerjemahkannya sebagai "Jalan Rantai", atau "Rantai Emas". Perlu dicatat pula bahwa dalam Tarekat Naqsyabandiyah, silsilah spiritualnya kepada Nabi Muhammad adalah melalui khalifah Hadhrat Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu, sementara kebanyakan tarekat-tarekat lain silsilahnya melalui khalifah Hadhrat Sayyidina Ali bin Abu Thalib Karramallahu Wajhahu.

g.      Qodiriyah dan Naqsabandiyah
Nama sebuah tarekat yang merupakan penggabungan dari tarekat qodiriyah dengan tarekat naqsyabandiyah yang dilakukan oleh Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"

Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan

Assalamu'alaikum Wr.Wb Arti Nama Bayi Alif Al Faeyza Sufyan Nama yang Anda cari yaitu  Alif Al Faeyza Sufyan  memiliki banyak arti dari ...