JAWABAN UTS
MATA KULIAH AKIDAH AKHLAK
1. Relevansi
mata kuliah Akidah Akhlak dengan calon guru SD/MI
Mata
Kuliah Akidah Akhlak adalah bagian integral dari Pendidikan Agama Islam di
semua jenjang pendidikan. Oleh karena itu keberadaan mata Kuliah Akidah Akhlak
di Perguruan tinggi sangat relevan dengan saya sebagai calon seorang guru dalam
hal kajian materi dan metode pembelajaran.
2. Pengertian
Aqidah dan Akhlak menurut Para Ahli
a. Pengertian
aqidah
Pengertian
Aqidah secara terminologi (istilah) dikemukakan oleh para ahli diantaranya:
1) Menurut
Imam Al-Ghazali menyatakan, apabila aqidah telah tumbuh pada jiwa seorang
muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa hanya Allahsajalah yang
paling berkuasa, segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka.
2) Menurut
Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.
Berarti menurut pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya
Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari
kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.Aqidah berarti pula keimanan.
3) Menurut Muhamnmad
Naim Yasin Aqidah berarti pula keimanan. Keimanan terdiri dari tiga
unsur: a. Pengikraran dengan lisan b. Pembenaran dengan hati, dan c. Pengamalan
dengan anggota badan.
b. Pengertian
Akhlak menurut Para Ahli
1)
Ibn Miskawaih
memberikan definisi tentang akhlak, adalah keeadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran
terlebih dahulu. Dalam konsepnya akhlak
adalah suatu sikap mental (halun lin-nafs) yang mendorong untuk
berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan. Keadaan atau sikap jiwa ini terbagi
dua: ada yang berasal dari watak (tempramen) dan ada yang berasal kebiasaandan latihan.
2)
Sementara itu
Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin menyatakan: Akhlak adalah
sifat -sifat yang tertanam dalam jiwa, yang menimbulkan segala perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan. Akhlak
dalam konsepsi Al Ghazali tidak hanya terbatas pada apa yang dikenal dengan“teori menengah” dalam
keutamaan seperti yang disebut oleh Aristoteles,dan pada sejumlah sifat
keutamaan yang bersifat pribadi, tapi juga menjangkau sejumlah sifat keutamaan
akali dan amali, perorangan dan masyarakat. Semua sifat ini bekerja dalam suatu
kerangka umum yang mengarah kepada suatu sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan. Akhlak menurut Al Ghazali mempunyai tiga dimensi: Dimensi
diri, yakni orang dengan dirinyadan
Tuhannya, seperti ibadah dan shalat, Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya
dengan sesamanya, serta Dimensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasarnya.
3. Dalil Naqli terkait dengan
kewajiban beraqidah
إِنَّ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ ليسَمُّونَ الْمَلَائِكَةَ
تَسْمِيَةَ الْأُنثَى(27)وَمَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاّ
الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا(28)
3) “Sesungguhnya
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar
menamakan malaikat itu dengan nama perempuan. Dan mereka tidak mempunyai sesuatu
pengetahuan tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
(dzann), sedangkan persangkaan itu tidak berfaidah sedikitpun terhadap
kebenaran” (QS. Al Najm: 27-28)
4. Aliran
Ilmu Kalam
a. Jabariyah
Aliran
Jabariyah adalah aliran sekelompok orang yang memahami bahwa segala perbuatan
yang mereka lakukan merupakan sebuah unsur keterpaksaan atas kehendak Tuhan
dikarenakan telah ditentukan oleh qadha’ dan qadar Tuhan. Jabariah adalah
pendapat yang tumbuh dalam masyarakat Islam yang melepaskan diri dari seluruh
tanggungjawab. Maka Manusia itu disamakan dengan makluk lain yang sepi dan
bebas dari tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, manusia
itu diibaratkan benda mati yang hanya bergerak dan digerakkan oleh Allah
Pencipta, sesuai dengan apa yang diinginkan-Nya. Dalam soal ini manusia itu
dianggap tidak lain melainkan bulu di udara dibawa angin menurut arah yang
diinginkan-Nya. Maka manusia itu sunyi dan luput dari ikhtiar untuk memilih apa
yang diinginkannya sendiri.
b. Qodariyah
Qadariyah
adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak
diintervensi oleh tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap manusia adalah
pencipta bagi segala perbuatannya; ia dapat berbuat sesuatu atau
meninggalkannya atas kehendaknya sendiri, berdasarkan pengertian tersebut,
dapat dipahami bahwa Qadariyah dipakai untuk nama aliran yang memberi penekanan
atas kebebasan dalam hal ini, Harun Nasution menegaskan bahwa kaum Qadariyah
berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia harus
tunduk pada qadar tuhan.
c. Mu’tazilah
Mu’tazilah,
secara etimologis bermakna: orang-orang yang memisahkan diri yang memiliki
faham bahwa dosa besar bukan seorang mukmin,
namun ia juga tidak kafir, bahkan ia berada pada suatu keadaan di antara dua
keadaan, tidak mukmin dan juga tidak kafir.”
d. Asy’ariyah
Asy`ariyah adalah
sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy`ariy.
e. Qodiriyah
Qodiriyah adalah
nama sebuah tarekat yang
didirikan oleh Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al
Baghdadi QS. Tarekat Qodiriyah berkembang dan berpusat di Iraq dan Syria kemudian
diikuti oleh jutaan umat muslim yang
tersebar di Yaman, Turki, Mesir, India, Afrika dan Asia. Tarekat ini sudah
berkembang sejak abad ke-13. Namun meski sudah berkembang sejak
abad ke-13, tarekat ini baru terkenal di dunia pada abad ke 15 M. Di Makkah, tarekat
Qodiriyah sudah berdiri sejak 1180 H/1669 M.
f. Naqsyabandiyah
Naqshbandiyah/Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat
sufi yang paling luas
penyebaran nya, dan terdapat banyak di wilayah Asia Muslim
serta Turki, Bosnia-Herzegovina, dan wilayah Dagestan,
Russia.
Kata Naqsyabandiyah/Naqsyabandi/Naqshbandi نقشبندی berasal
dari Bahasa Arab yaitu
Murakab Bina-i dua kalimah Naqsh dan Band yang bererti
suatu ukiran yang terpateri, atau mungkin juga dari Bahasa Persia,
atau diambil dari nama pendirinya yaitu Baha-ud-Din Naqshband Bukhari. Sebagian
orang menerjemahkan kata tersebut sebagai "pembuat gambar",
"pembuat hiasan". Sebagian lagi menerjemahkannya sebagai "Jalan
Rantai", atau "Rantai Emas". Perlu dicatat pula bahwa dalam
Tarekat Naqsyabandiyah, silsilah spiritualnya kepada Nabi Muhammad adalah
melalui khalifah Hadhrat Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu, sementara
kebanyakan tarekat-tarekat lain silsilahnya melalui khalifah Hadhrat Sayyidina
Ali bin Abu Thalib Karramallahu Wajhahu.
g. Qodiriyah
dan Naqsabandiyah
Nama sebuah tarekat yang
merupakan penggabungan dari tarekat qodiriyah dengan tarekat naqsyabandiyah
yang dilakukan oleh Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"