Hendaklah kamu ingat pada suatu hari kamu pasti akan mengalami sepeti aku. Pergunakan waktu hidupmu untuk beribadh dan amal shaleh, berbuat segala macam kebajikan , itulah yang sangat bermanfaat bagi dirimu.
Oleh karna itu, jika didapati anak istrinya rajin ibadah, dan tidak lupa mendo‟akan dia, giranglah dia, serta dia lalu mberdo‟a kepada tuhan untuk keluarganya, lalu kembali dia pada tepatnya dengan rasa puas hatiny.
Namun sebaliknya, jika dilihat keluarganya tidak beribadah atau berlaku maksiat maka kembalilah ia dengan rasa kecewa dan duka cita.
Oleh karna itu keluarga yang masih hidup jangan lupa akan keluarga yang tlah tak ada, dengan ucapan “istigfar mohon ampun dosanya pada allah ta‟al. Terutama bagi anak yang orang tuanya telah tiada ialah rajin-rajin mendo‟akan ibu bapaknya tiap-tiap hari, atau tiap-tiap lepas shalatlima waktu, sebagaimana yang tuhan ajarkan didalam al-qur‟an :
“robbighfirlii waliwalidayya warham humaa kama robbayanii sogiira”
Yaa tuhan ampunilah kedua orang tuaku dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil
Ketahuilah cuy !.
Apabila kedua orang tua kita sudah meninggal dunia, maka segala amal perbuatankita ditunuki kepada orang tua kita, jka amal perbuatan kita yang baik, maka kedua oranf tua kita menerima dengan segala yang senang hati dan mendo‟akan kepada kita. Sebaliknya jika perbuaatabn kejahatan, ke danya akan duka cita dan kecewa. Maka eruntunglah ibu bapak yang mempunyai anak yang sholeh yang mendo‟akan dia. Sebab si anak bias besar dan dewasa sampai dia mengerti ibadah dan ta‟at kepada tuhan berkat didikan orang tuannya.
Kata nabi muhammad saw.. : “amal manusia yang tudak putusnya mendapat pahala disisi allah swt. Ada tiga perkara :
1. Amal Jahiriyah
Amal jahiriyah artnya pekerjaan yang baik umpamanya dia menyumbangkan tenaga atau hartanya atau fikiran kepada masyarakat guna perbaikan atau pembiayaan untuk mastjid, mushola, madrasah atau rumah sakitdan sebagainya maka selagi mastjid masih dipergunakan ibadah dan semasih mushola dan madrasah dipakai orang, maka selamaitu pula orang tersebut mendapat pahala disisi tuhan.
Tapi kebanyaan orang berpaham amal jariyah itu untuk agama saja. Padahal utuk umupun termasuk amal jariyahjuga.
Orang awam berpendapat yang dikatakan amal shaleh, adalah adalah shalat dan puasa saja, padahal tidak demikian. Yang dimaksud dengan amal shaleh adalah perbuatan yang baik, baik pada pandangan mata, umum maupun pandangan agama maka tandanya orang beriman yang suka melakukan amal kebaikan.
2. Amal Shaleh (ya‟ni anak baik)
Sudah jelas jika semua orang ingin memiliki anak yang shaleh, tidak gampang begitu saja. ,aka yang pertama wajib bagi orang tua mengajar anaknya dengan pendidikan agama. Selain menyuruh anaknya untuk sekolah umum, juga sekolah agama dan selain itu juga orang tua harus mencuntoh kepada anaknya bagaimana ia caranya melaksanakan perinyah agama. Inysa allah anak menyontoh orang tuanya.
3. Ilmu Yang Diajarkan Kepada Orang Lain
Adapun yang dimaksud dengan ilmu, adalah buka ilmu agama saja, dan bukan ilmu untuk belajar shalat dan puasa saja. Ilmu itu adalah umum, ilmu artinya adalah pengetahuan sebagaimana kata nabi saw. “sempurnanya agama dengan ilmu, sempurnanya dunia juga dengan ilmu.”
Jadi tugasnya ilmu apa saja yang telah diajarkan kepada orang lain sedang orang lain mendapat manfaatnya dari ilmu itu, maka orang pertama yang mengajarkannyajika ia seorang muslim ia mendapat pahala yang tiada habisnya dari sisi allah swt.
Demikianlah maksud tujuan amal jariyah, yakni amal yang mengalir pahalanya bagi orang yang menyumbang amalnya atau ilmu guna kebaikan dunia dan agama.
Seperti kata allah swt. Dalam surat al-kahfi :
“sesungguhnya orang-orang yang berima dan beramal shaleh (yang baik) adalah untuk meereka surge firdauz menjadi tempat tinggalnya.”
Mereka kekal didalamnya, tudak mereka pindah-pindah dari padanya (karena betahnya).
20
Secara bahasa „aqdun-aqooid
Berarti akad atau ikatan. Ikatan yang mengikat manusia dengan aturan-aturan Allah swt dan nilai-nilai islam 4. Tentang Neraka Jahannam Jibril datang kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh nabi SAW “Mengapa aku melihat kau berubah muka?” Jawabnya: “Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya.” Lalu nabi SAW bersabda: “Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam.” Jawabnya: “Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Qur‟an itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, dan minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.” Nabi s. a. w. bertanya: “Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?” Jawabnya: “Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali lipat.” Tanya Rasulullah SAW : “Siapakah penduduk masing-masing pintu?” Jawab Jibril: “Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa as serta keluarga Fir‟aun sedang namanya Al-Hawiyah. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim, Pintu ketiga tempat orang shobi‟in bernama Saqar. Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha, Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah. Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa‟eir.” Kemudian Jibril diam segan pada Rasulullah SAW sehingga ditanya: “Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?” Jawabnya: “Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat.” Maka nabi SAW jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala nabi SAW di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar nabi saw bersabda: “Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?” Jawabnya: “Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu.” Kemudian nabi SAW menangis, Jibril juga menangis, kemudian nabi SAW masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah. Dari Hadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari Ku. Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu: 1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat 2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah 3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung 4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah 5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik 6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
21
7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum 8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular 9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat. 10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai 11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat Wallahu alam 5. Bid‟ah Dalam Agama
a. Definisi
Menurut bahasa kata “bid‟ah” berarti segala sesuatu yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya. Sedangkan menurut pengertian syar‟iy bid‟ah berarti :sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama tetapi dianggap sebagai bagian ajaran agama,biasanya dengan menambahkan atau mengurangi ajaran agama yang sudah ada. Ar Rabi‟ meriwayatkan dari As Syafi‟i yang mengatakan bahwa bid‟ah itu ada dua macam, pertama sesuatu yang baru dan bertentangan dengan Al Qur‟an, Sunnah dan Ijma‟. Kedua sesuatu yang baru dan tidak bertentangan dengan konsep sebelumnya. b. Dalil-dalil Dalil-dalil yang banyak membicarakan tentang bid‟ah antara lain : 1. Hadits Aisyah ra. Rasulullah bersabda “Hal yang mengada-ada dalam urusanku, yang tidak ada perintahku, maka hal itu akan tertolak”. Muttafaq alaih 2. Hadits Jabir bin Abdullah, yang menceritakan bahwa pernah Rasulullah berkhutbah dan menyatakan :”Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW. Dan seburuk-buruk urusan adalah yang baru, dan setiap bid‟ah adalah sesat” HR Ahmad. 3. Hadits Irbadh ibn Sariyah yang menceritakan: Suatu hari Rasulullah SAW shalat bersama kami, lalu ia menghadapi kami dan menasehati kami dengan nasehat yang melelehkan air mata, menggetarkan hati. Berkatalah salah seorang dari kami: “Ya Rasulullah sepertinya ini adalah nasehat perpisahan, maka apa yang akan engkau pesankan untuk kami? Sabda Nabi: “Aku wasiatkan kalian untuk selalu bertaqwa kepada Allah, mendengar dan mentaati kepada pemimpin kalian, meskipun ia adalah budak hitam. Maka sesungguhnya barang siapa yang akan hidup berumur panjang, pasti akan menyaksikan perselisihan yang banyak, maka tetaplah kalian dalam sunnahku, sunnah khalifah rasyidin yang mendapatkan hidayah. Peganglah dan gigitlah dengan gigi taringmu. Dan waspadalah dengan hal-hal baru, karena setiap yang baru adalah bid‟ah, dan setiap bid‟ah itu sesat”. An Nasa‟iy menambahkan: “ dan setiap bid‟ah akan masuk neraka.” HR Ahlussunan. a. Penyebab Lahirnya Bid‟ah Bid‟ah dalam agama lahir disebabkan oleh banyak sebab. Secara global penyebab itu dapat dikategorikan dalam dua kelompok: penyebab intern dan ekstern. 1. Penyebab-penyebab intern a. Ketidak tahuan terhadap Sunnah Nabi b. Keinginan untuk berbuat baik yang berlebihan c. Ketakutan kepada Allah yang berlebihan d. Mengikuti syetan e. Mencari dan mempertahankan kedudukan f. Adanya pendapat yang memperbolehkan taqlid (mengekor dalam beramal tanpa mengetahui dalil) g. Pengalihan belajar Al Qur‟an dan Sunnah pada pendapat ulama dan fuqaha (ahli fiqh). h. Syubhat (ketidak jelasan) antara bid‟ah dan al mashalih al mursalah ( kebaikan yang tidak disebutkan dalam tekstual dalil syar‟iy) 2. Penyebab-penyebab ekstern Penyebab ekstern munculnya bid‟ah adalah rekayasa dari luar yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam seperti yang dilakukan kaum zindiq (kafir ateis) dengan menyebarkan pemikiran dan pemahaman yang merusak akidah dan konsep Islam, seperti pengkultusan kepada orang-orang shalih, atau penghentian pemberlakuan syariah Islam, sehingga umat Islam mencari alternatif
22
syariah lainnya. b. Hukumnya Secara umum bid‟ah adalah perbuatan dosa yang haram dikerjakan. Hal ini dapat kita perhatikan dari dalil-dalil yang menerangkan tentang bid‟ah sebagaimana tersebut di atas. Meski begitu tingkatan haramnya berbeda-beda sebagaimana tingkatan maksiyat yang lain. Hukum bid‟ah dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu bid‟ah kabirah (besar) dan bid‟ah shaghirah (kecil). 1. Bid‟ah Shaghirah Bid‟ah Shaghirah adalah bid‟ah yang terjadi pada masalah furu‟iyyah (cabang), karena adanya syubhat (ketidak jelasan) dalil. Bid‟ah ini akan terus kecil jika: a. tidak menjadi bentuk kebiasaan (mudawamah) b. tidak mengajak orang lain mengikutinya c. tidak melakukannya di tempat umum, atau tempat pelaksanaan sunnah mu‟tabarah (diakui) d. tidak dianggap remeh. 2. Bid‟ah Kabirah Bid‟ah Kabirah adalah bid‟ah yang terjadi pada masalah-masalah pokok, tidak pada masalah furu‟iyyah, pelakunya diancam dengan ancaman Al Qur‟an maupun As Sunnah. Sebagaimana tingkatan bobot yang ada dalam dosa besar, begitu juga perbedaan tingkatan dalam bid‟ah kabirah. Bahkan ada yang membuat pelakunya menjadi kufr. c. Macamnya Macam bid‟ah dapat dikelompokkan dalam kelompok-kelompok berikut ini : 1. Bid‟ah Haqiqah (asli) Bid‟ah Haqiqah adalah sesuatu yang baru dan sama sekali tidak ada dalil syar‟inya, baik dalam Al Qur‟an, Sunnah, maupun Ijma‟. Tidak ada istidlal (petunjuk dalil) yang digali oelh para ulama mu‟tabar. 2. Bid‟ah Idlafiyyah (tambahan) Bid‟ah Idlafiyyah adalah sesuatu yang secara prinsip memiliki dasar syar‟iy, tetapi dalam penjelasan dan operasionalnya tidak berdasar dalil syar‟iy. a. Dari sisi waktu seperti :shalat, raghaib, shalat nisfu sya‟ban. Secara prinsip shalat malam diajarkan dalam agama, tetapi pembatasan waktu dan kerangka tertentu inilah yang tidak ditemukan dalil syar‟inya. b. Dari sisi penyimpangan prinsip, seperti Talhin (lagu) dalam adzan. Adzannya sendiri diajarkan dalam agama, tetapi melagukan adzan dalam nada tertentu menjadi bid‟ah c. Dari sisi sifat pelaksanaan, seperti : mengeraskan dzikir dan bacaan Al Qur‟an di hadapan jenazah. Dzikir dan tilawah Al Qur‟an adalah ibadah yang masyru‟, tetapi pelaksanaannya di hadapan jenazah menjadi lain. Penolakan pada bid‟ah kelompok ini adalah sikap penolakan pada kaifiyah (cara), bukan pada prinsipnya. 3. Bid‟ah Tarkiyyah (meninggalkan) Bid‟ah Tarkiyyah adalah sikap meninggalkan perbuatan halal dengan menganggap bahwa sikapnya itu tadayyun (kesalihan beragama). Sikap ini bertentangan dengan konsep syari‟ah secara umum. Seperti yang pernah diajukan oleh tiga orang yang bertanya tentang ibadah Nabi, lalu masing-masing dari tiga ini berjanji untuk meninggalkan sesuatu yang halal dengan tujuan agar lebih shalil dalam beragama. Sehingga keluar pernyataan Nabi: …barang siapa yang tidak suka dengan sunnahku, maka ia bukanlah dari ummatku”. Muttafaq alaih 4. Bid‟ah Iltizam dengan Ibadah Muthlaqah (mewajibkan diri dengan ibadah yang bebas ) Bid‟ah Iltizam adalah pembatasan diri pada syari‟ah yang mutlak, dengan waktu atau tempat tertentu. Syari‟ah yang mutlak itu bisa berupa ucapan, perbuatan. Seperti bershalawat Nabi, dsb. Secara prinsip bershalawat diajarkan agama dan diperintahkan untuk banyak melakukannya, kecuali yang dibaca pada shalat. Bid‟ah dalam hal ini muncul ketika ada pembatasan waktu atau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Kesalahan adalah pengalaman hidup, belajarlah darinya. Jangan mencoba tuk menjadi sempurna. Cobalah belajar bijaksana bagi sesama"